PWI Pusat : Jika Pers Gulung Tikar, Masyarakat Dapat Informasi Tak Kredibel Dari Medsos



JABARNEWS | JAKARTA
– Wartawan harus bisa beradaptasi dan melakukan langkah inovatif agar media tempatnya bekerja bisa bertahan hidup saat pandemi Covid-19. Jika media pers gulung tikar, maka masyarakat hanya mendapatkan informasi berita yang tidak kredibel dan belum jelas dari medsos.

Hal ini diutarakan Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Atal S Depari saat menjadi salah satu nara sumber dalam Webinar daring bertema “Diseminasi Informasi di Era Pandemi Covid-19′ yang diikuti 200 peserta dari kalangan pers, Minggu (21/06/2020).

Baca Juga:  Showroom Di Ujung Berung Terbakar, Dua Mobil Hangus

“Tapi saya sangat optimis ke depan ekonomi negeri ini akan tumbuh lagi dan Kehidupan pers akan kembali normal,sehingga perusahaan pers juga dapat bertahan,” ujarnya.

Dia menegaskan, kelangsungan media pers harus bertahan karena jika ada media pers yang tutup atau gulung tikar, maka jurnalisme yang hebat pun akan hilang di tengah masyarakat. Dampaknya, masyarakat hanya bisa mendapatkan informasi dari media sosial yang kebenarnya belum jelas, bahkan kredibilitas informasinya diragukan.

Baca Juga:  Catat Tanggalnya, Opening Ceremony Piala Dunia 2022 Qatar

Pada kesempatan itu, Atal memberikan pujian terhadap wartawan di lapangan yang melakukan tugas peliputan namun tetap memenuhi protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 yang hingga kini masih terjasdi di Indonesia.

“Saya sangat mengapresiasi terhadap wartawan sekarang ini yang bisa menyesuaikan diri di era New Normal terkait penerapan protokol kesehatan dalam tugas peliputan,” ucapnya.

Baca Juga:  IDI: Masyarakat Jangan Panik Sikapi Indonesia Masuk Gelombang ketiga Covid-19

Atas dasar itu lanjut dia, insan pers diharapkan bisa beradaptasi dan mengambil langkah-langkah inovatif agar media pers tetapp bisa bertahan hidup.

Webinar yang diikuti 200 peserta dari insan pers, juga dihadiri nara sumber lainnya seperti Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin, Ketua Komisi 1 DPR RI Meutya Hafid serta Staf Ahli Menkominfo Prof Henri Subiakto.(rilis)