Kuota PPDB Jabar Tahap Pertama Belum Terpenuhi, Ini Penyebabnya

JABARNEWS | BANDUNG – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat, Dedi Supandi mengatakan seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK di Jawa Barat tahap pertama belum memenuhi jumlah kuota yang telah disedikan.

“Jumlah yang diterima itu tidak juga memenuhi kuota yang 50 persen, baik dari jalur afirmasi, prestasi dan jalur perpindahan,” ujar Dedi Supandi, Senin (22/06/2020).

Diketahui, kuota yang di sejauh ini dari 204.845 pendaftar yang diterima sebanyak 111.976, sementara kuotanya 149.977 siswa.

Menurutnya, penyebab masih belum terpenuhi kuota SMA itu karena mayoritas siswa maupun orang tua hanya mendaftar di satu sekolah. Sehingga masih ada sekolah-sekolah yang kosong.

Baca Juga:  Lagi, Great People bjb Peduli COVID-19 Salurkan Masker N-95 untuk Rumah Sakit

Sementara untuk jenjang SMK, kebanyakan mendaftar di satu jurusan saja, sehingga banyak jurusan lain yang kosong. Padahal pihak panitia PPDB telah memberikan penjelasan terkait informasi dan grade terkait jurusan yang didaftarkan.

“Jadi akhirnya ada 12,6 persen, kuota SMA/SMK yang disiapkan di tahap pertama akan dialihkan ke tahap kedua. Untuk kuota zonasi ditambah 62,6 persen. Ini memberikan peluang lebih besar kepada jalur zonasi,” terangnya.

Selain itu, dengan membludaknya warga yang mengakses situs PPDB Jabar, menyebabkan server terganggu. Sehingga berimbas pada pengumuman hasil seleksi PPDB SMA/SMK yang sulit diakses.

Baca Juga:  Asisten Pelatih Timnas Indonesia Positif Covid-19

“Ini menjadi evaluasi untuk kedepannya, karena dengan membludaknya warga yang mengakses ke link tersebut, maka ada yang bisa dan enggak,” ujarnya.

Dengan demikian, pihaknya mempersiapkan dua cara mendaftar PPDB untuk tahap kedua, yakni secara daring (online) dan luring atau datang ke lokasi. Namun untuk jalur luring, tetap harus memperhatikan protokol kesehatan, seperti ada alat cuci tangan, handsinitizer, memperhatikan jarak dan lain sebagainya.

“Tadi meninjau di SMAN 8 Bandung, untuk melihat persiapan daftar ulang luring. Di sana sudah memenuhi protokol kesehatan dan ada jalur masing-masing. Di sekolah juga ada posko untuk informasi pengaduan dan lain sebagainya,” tuturnya.

Baca Juga:  Puluhan Santri GP2Q Cianjur Diwisuda, Ini Pesan Herman Suherman

Disinggung jalur tenaga kesehatan (nakes), untuk kuota ada yang terpenuhi dan tidak, tergantung dari kondisi peserta yang bersangkutan. Pada tahap pertama ada jalur afirmasi yang terdiri dari jalur nakes dan KETM (Keluarga Ekonomi Tidak Mampu).

“Ada yang jalur prestasi berlebih, ada yang afirmasinya berlebih. Akumulasi tadi, dari jumlah pendaftar kuota di tahap pertama yang 50 persen ini belum tercapai,” tambahnya. (Red)