Dua Korban Asusila Predator Anak di Gereja Depok Jalani Trauma Healing

JABARNEWS | DEPOK – Kasat Reskrim Polres Metro Depok, Kompol Wadi Sabani mengatakan dua korban asusila anak dibawah umur dengan pelakunya SM (42) yang merupakan pengurus rumah di kota Depok, masih terus berlanjut dan saat ini korban menjalani trauma healing.

“Korban kami lakukan trauma healing, kami kerjasama dengan unit perlindungan anak dari Dinas Sosial Kota Depok, dilakukan secara intens,” ujarnya.

Wadi menjelaskan, pihaknya juga telah menerima hasil visum satu dari dua korban yang telah membuat laporan resmi.

Baca Juga:  AJI Balikpapan Protes Eks Pemred Banjarhits.id Ditahan Polisi

“Dari dua visum yang kami layangkan satu sudah keluar dengan korban inisial YJ, kemudian satu korban lagi inisial BA masih menunggu hasil visumnya,” jelasnya.

Sementara pada pelaku, Wadi berujar dalam waktu dekat pihaknya juga akan melakukan tes psikologis terhadapnya.

“Kami juga akan lakukan tes psikologis terhadap pelaku,” katanya.

Pihaknya masih terus mendalami kasus ini, dan pelaku pun mengakui ada lebih dari dua orang korbannya.

Baca Juga:  Hadapi Liga 1, Kim Tegaskan Chemistry Antar Pemain Persib Tak Hilang

“Untuk dugaan korban lainnya masih kami lakukan pendalaman. Pelaku mengakui lebih dari dua, tapi tetap kami butuh pendalaman,” katanya.

Kapolrestro Depok Kombes Pol Azis Andriansyah menambahkan para korban adalah berjenis kelamin laki-laki. Usianya belasan tahun.

“Korbannya laki-laki usianya belasan tahun,” katanya.

Saat ini pelaku masih mendekam di sel untuk didalami keterangannya lebih lanjut.

Baca Juga:  MUI: Fatwa Dukung Palestina Adalah Momentum Kebangkitan Produk Lokal

Sementara itu, Kuasa Hukum korban, Azaz Tigor, menuturkan bahwa pihaknya terus melakukan investigasi internal untuk mengungkap kemungkinan adanya korban yang lain.

Berdasarkan informasi yang didapat pihaknya, ada sekira 13 anak yang menjadi pelampiasan napsu bejat pelaku. Diduga, pelaku melancarkan aksi bejatnya tersebut sejak tahun 2005 hingga tahun 2020.

“Bahkan ada korbannya yang sudah lulus kuliah dan bekerja,” katanya. (Red)