DBD di Kota Tasikmalaya Alami Peningkatan, Dinkes: Semua Harus Waspada

JABARNEWS | TASIKMALAYA – Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya terus menunjukan kenaikan.

“Kasus DBD di Kota Tasikmalaya terus menunjukan kenaikan yang cukup signifikan, jadi semua harus waspada,” ujar Uus kepada wartawan, Minggu (28/06/2020).

Selama ini, lanjut dia, kasus DBD di Kota Tasikmalaya terjadi peningkatan, tercatat hingga Juni 2020 sebanyak 689 kasus DBD atau menunjukkan peningkatan dibandingkan data Tahun 2019 tercatat 672 kasus.

Baca Juga:  BPSK Keluhkan Kesejahteraan dan Honor, Ini Kata DPRD Jabar

Bahkan, lanjut dia, dilaporkan kasus DBD tahun ini sudah menyebabkan 16 orang meninggal dunia yang terkonfirmasi positif DBD, dan satu orang meninggal dunia dengan ciri menunjukan gejala DBD atau belum terkonfirmasi positif DBD.

“Terlaporkan ada 17 kematian, tapi yang terkonfirmasi positif DBD 16 orang, mudah-mudahan saja yang satu itu bukan karena DBD, jadi datanya tetap 16,” katanya.

Baca Juga:  Tanpa Asnawi, Shin Tae Young PD Kalahkan Thailand

Ia menuturkan, Pemkot Tasikmalaya sudah melakukan berbagai upaya pencegahan, termasuk menangani warga yang terjangkit wabah DBD dengan memberikan pelayanan kesehatan.

Terkait ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB), kata Uus, belum dapat dilakukan oleh Pemkot Tasimalaya karena harus ada kajian khusus dan kewenangannya ada pada kepala daerah atau wali kota.

“Statusnya Siaga 1 ditetapkan, kemarin wali kota kalau ini pra-KLB,” katanya.

Baca Juga:  Gelar Vaksinasi, BIN Jabar Susuri Perkampungan Parakanlima Cikembar Sukabumi

Ia menyampaikan, kasus DBD bisa dicegah dengan menggiatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di setiap lingkungan masyarakat.

Pemberantasan sarang nyamuk itu, kata dia, dapat dilakukan secara mandiri dengan menguras, menutup, dan mengubur seluruh tempat yang memiliki potensi sebagai sarang nyamuk.

“Kami harap masyarakat laksanakan PSN dengan baik, jangan hanya mengandalkan ‘fogging’,” katanya. (Red)