Ini Info Penting Bagi Warga Nahdliyin

JABARNEWS | BANDUNG – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta seluruh Nahdliyin melaksanakan shalat ghaib untuk Almarhum KH Muhammad Zaki Hadzik, pengasuh Pondok Pesantren Al-Masruriyah Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Instruksi tersebut tertuang dalam surat bernomor 3978/C.I.34/07/2020.

“PBNU dengan ini menginstruksikan kepada seluruh Pengurus Wilayah, Cabang, Lembaga, Badan Otonom Nahdlatul Ulama, dan Pondok Pesantren di semua tingkatan untuk menyelenggarakan shalat ghaib, Pembacaan Yasin dan Tahlil untuk almarhum,” tulis surat tersebut.

Cucu dari Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari ini wafat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang, Rabu, 1 Juli 2020 bertepatan dengan 10 Dzulqa’dah 1441. Ia mengembuskan nafas terakhirnya bakda Maghrib, Pukul 18.10 WIB, menurut keterangan Syu’bah Nuri, pengurus Pesantren Tebuireng.

Baca Juga:  Loh Kok Insentif Kartu Prakerja Rp. 600 Ribu Dipakai Bayar Hutang?

Syu’bah menambahkan bahwa Gus Zaki wafat karena penyakit Demam Berdarah.

“Beliau wafat gejala DBD. Habis maghrib barusan dapat kabar trombositnya turun drastis. Lima menit kemudian wafat,” tambahnya.

Guz Zaki aktif di Nahdlatul Ulama sebagai Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (RMI PWNU) Jawa Timur. Keaktifannya di lembaga tersebut membuatnya dikenal sebagai sosok yang memiliki dedikasi tinggi terhadap pondok pesantren.

Baca Juga:  Jabar Pecahkan Rekor Covid-19, Uu Anggap PSBB Bikin Masyarakat Tidak Sehat

Gus Zaki merupakan putra dari pasangan KH Hadzik Mahbub dan Nyai Hj Khodijah Hasyim binti KH M Hasyim Asy’ari, Pendiri Nahdlatul Ulama dan Pesantren Tebuireng. Ia tidak saja dikenal dengan kealimannya, tetapi juga rendah hati.

“Saya sangat terkesan dengan pembawaannya yang amat rendah hati, mengingatkan saya pada Gus Ishom (kakaknya) dulu,” tulis Pengampu Ngaji Ihya Daring Gus Ulil Abshar Abdalla mencatatkan pertemuannya pada Kopdar Ihya di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).

Baca Juga:  Israel Kembali Serang Gaza, MUI: Teroris Ganas di Abad 21

Pengajar di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) itu menyampaikan bahwa Gus Zaki pergi terlalu cepat dalam usia yang masih relatif muda.

“Bagi warga pesantren, para pecinta kitab kuning, dan warga Nahdliyin secara umum, ini jelas kehilangan yang amat besar,” katanya. (Red)