Jangan Coba-Coba Berjalan Sambil Menatap Ponsel Di Kota Ini

JABARNEWS | BANDUNG – Bila tiba di stasiun kereta api Yamato, pelancong bisa melihat ada arahan untuk tidak menggunakan ponsel pintar atau smartphone sambil berjalan.

Arahan itu bukan cuma melalui spanduk, tapi juga imbauan suara, seperti dikutip dari The Star. Imbauan suara itu mengatakan: “Menggunakan ponsel pintar dilarang saat berjalan. Harap menggunakan ponsel pintar Anda setelah berhenti berjalan.”

Larangan itu berlaku dimulai pada, Rabu, 1 Juli 2020. Berlaku untuk semua pejalan kaki di seluruh kawasan, termasuk alun-alun dan taman. Ketentuan itu diterapkan agar pandangan para pejalan kaki tidak melulu terpaku layar ponsel. Situasi itu mengurangi kesadaran pada lingkungan sekitar.

Baca Juga:  Butuh Bantuan, Seorang Kakek Di Cianjur Tinggal Dalam Gubuk Tanpa Listrik

Langkah itu mendapat dukungan masyarakat. Setidaknya dari semakin sedikit orang di jalan-jalan Yamato, yang melanggar aturan baru tersebut.

“Menggunakan ponsel itu membuat ketagihan. Mereka tidak bisa berhenti memandang ponsel harus merasa terhubung dengan teman setiap saat,” kata Kenzo Mori (64).

Sedangkan menurut remaja, Arika Ina, 17 tahun, orang-orang yang berjalan sambil bermain ponsel dianggap sebagai masalah kesopanan umum. Ina setuju bila kebiasaan itu berbahaya. Tetapi, kata dia, orang-orang harus berjalan tanpa dipaksa.

Baca Juga:  Kemenkes Pastikan RUU Kesehatan Telah Akomodasi Perlindungan Kesehatan Bayi dan Anak

“Saya kira kita tidak perlu peraturan untuk melarang. Anda bisa menghentikannya dengan sedikit lebih berhati-hati,” kata remaja pria itu.

Mengutip Japan Times, arahan itu berlaku tanpa hukuman untuk orang yang abai. Sedangkan Yamato adalah kota pertama di Jepang yang melarang penggunaan ponsel sambil berjalan di tempat umum.

Baca Juga:  Soal Rumah Deret, Emil Bantah Bongkar Paksa

Pada tahun 2014, perusahaan operator telekomunikasi seluler di Jepang NTT DoCoMo pernah meneliti, pejalan kaki kehilangan 95 persen bidang pengelihatan saat menatap ponsel pintar.

Perusahaan itu mencoba simulasi komputer tentang yang akan terjadi jika 1.500 orang melintasi jalan di luar Stasiun Shibuya, Tokyo, penyeberangan bagi pejalan kaki tersibuk di Jepang. Ketika itu semua bersamaan melihat ponsel pintar. Hasil menunjukkan, 2/3 tidak lepas dari insiden, 446 orang bertabrakan dan 103 orang jatuh. (Red)