Ini Tanggapan Dedi Mulyadi Soal Kalung Anti Corona

JABARNEWS | BANDUNG – Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim telah berhasil mengembangkan produk anti virus dari daun eukaliptus (eucalyptus). Produk itu disebut bisa membunuh virus influenza hingga virus corona.

Diluncurkan pada Mei lalu, produk tersebut akan dikembangkan dan segera diproduksi massal. Rencana itu dibeberkan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo seusai rapat bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di Jakarta, Jumat (3/7/2020).

Syahrul mengatakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan telah berhasil meneliti antivirus yang tengah dikembangkan dalam bentuk kalung. Hasil tersebut diperoleh setelah dilakukan penelitian terhadap 700 jenis pohon kayu putih yang satu di antaranya disebut terbukti membunuh virus corona.

Baca Juga:  Soal Perombakan Kabinet Indonesia Maju, Presiden Jokowi Bilang Tunggu

Saat ini, kalung yang disebut bisa membunuh virus corona itu mendapat tanggapan dari berbagai pihak, salah satunya dari Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi meminta Kementerian Pertanian untuk meneliti kalung anti virus corona yang akan diproduksi massal bulan depan.

“Tinggal dibuktikan secara ilmiah apa susahnya, dibawa ke lembaga yang kapabel menentukan apakah itu bermanfaat atau tidak,” kata Dedi, Senin (6/7/2020).

Baca Juga:  Secara Aklamasi, Edwan Hadnansyah Kembali Jabat Ketua IJTI Cimahi dan Bandung Barat

Dedi menambahkan, karena diproduksi oleh lembaga negara menggunakan uang negara, sudah sepatutnya kalung tersebut harus memiliki lisensi berbasis ilmiah. Secara medis bisa dibuktikan apa tidak kalau itu ampuh.

“Beda kalau diproduksi kelompok pengobatan, tradisional dan tidak menggunakan uang negara,” kata mantan Bupati Purwakarta tersebut.

Dengan penelitian lebih lanjut, maka kalung anti virus corona yang rencananya diproduksi oleh Kementrian Pertanian menggunakan uang negara itu bisa dipertanggungjawabkan.

“Kalau saya ahli pengobatan tradisional dan memproduksi hasil pengobatan tradisional dari daun, pohon atau batang ranting atau yang bersumber dari alam saya racik buat kalung secara tradisional dan orang membelinya, itu pertanggungjawabannya personal. Tapi kalau diproduksi negara, pertanggungjawaban keuangan negara harus ada latar belakang produk kebijakan itu,” jelasnya.

Baca Juga:  Terdampak Covid-19, Nissan Ucapkan Selamat Tinggal Kepada Datsun

Dedi berharap kalung anti virus corona yang akan diproduksi Kementan tidak berdasarkan sugesti. Aspek yang bersifat sugesti tidak bisa dilembagakan, itulah yang disebut tradisional.

“Sekarang Kementerian Kesehatan harus berani mengumumkan kalung itu. Walaupun berbasis tradisional tapi memiliki efek bagi kesehatan masyarakat umumin saja, jangan takut. Kita harus mencintai produk kita sendiri,” tegasnya. (Red)