Aparat Gabungan Hancurkan Lokasi Prostitusi Legendaris Di Cirebon

JABARNEWS | CIREBON – Aparat gabungan menghancurkan tempat prostitusi legendaris di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dalam operasi yang dilakukan pada Rabu (8/7/2020).

Dilansir dari laman Ciremaitoday.com, petugas menemukan sejumlah fakta, dari mulai adanya oknum yang mengutip uang sewa kepada pemilik warung, adanya obat kuat dan alat kontrasepsi yang dijual pemilik warung, hingga fakta bahwa belasan warung remang-remang yang menjalankan praktik prostitusi itu berdiri di atas lahan milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

Kawasan yang dikenal dengan nama ‘Blok Jongor’ itu merupakan tempat pergundikan yang berlokasi di pinggir Sungai Kalijaga, Desa Mundu Pesisir, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Proses pembongkaran belasan warung remang (warem) di tempat prostitusi legendaris itu berlangsung lancar. Tak ada perlawanan dari pemilik warem. Alat berat dilibatkan dalam proses pembongkaran.

Baca Juga:  Daerah Zona Merah Covid-19 di Kabupaten Bogor Terus Bertambah

Blok Jongor, salah satu tempat prostitusi yang sudah ada sejak 24 tahun silam. Tak jauh beda dengan tempat prostitusi lainnya. Penyedia kamar di tempat prostitusi tersebut berkamuflase sebagai warung kopi biasa.

Camat Mundu Anwar Sadat mengatakan setiap warem di Blok Jongor itu rata-rata memiliki empat sampai enam kamar.

“Pemilik warung membuat sekat-sekat kamar. Satu warung itu bisa sampai enam sekat kamar,” kata Anwar usai pembongkaran tempat prostitusi Blok Jongor Cirebon, Rabu (8/7/2020).

Baca Juga:  Tembus Rp 130 Ribu, Harga Cabai di Bekasi Setara Dengan Daging Sapi

Dari hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan aparat keamanan dan pemerintah setempat menemukan sejumlah barang bukti berupa bungkus obat kuat dan alat kontrasepsi yang berserakan di warem.

“Bukti-bukti kita temukan saat sidak, ada obat kuat, alat kontrasepsi. Ada juga minuman keras,” kata Anwar.

Selain itu, Anwar mengaku adanya oknum yang berani menyewakan lahan untuk dijadikan warem. Padahal, lanjut Anwar, lahan yang dijadikan tempat prostitusi itu milik BBWS.

Anwar mengatakan pemilik warung dimintai uang sewa sekitar Rp 700 ribu per bulannya.

“Kita akan melacak oknum ini. Ya sewanya dari Rp 500 sampai Rp 700 ribu. Barang bukti sudah kita serahkan ke kepolisian. Ini sudah ranahnya polisi,” kata Anwar.

Baca Juga:  Artis Marshanda Menderita Tumor Payudara, Begini Kondisinya Pasca Pengobatan di Singapura

Anwar juga menemukan beberapa fakta lainnya tentang bisnis haram di Blok Jongor itu. Untuk tarif kencan dengan pekerja seks komersial (PSK) dipatok sekitar Rp 250 ribu, sudah termasuk sewa kamar.

“Kamarnya itu sekat-sekat kecil. Alasanya cuma tikar,” kata Anwar.

Aparat dan pemerintah setempat kerap merazia aktivitas prostitusi di tempat tersebut. Bahkan, pemilik warung sering membuat surat pernyataan, yang isinya tidak akan membuka bisnis haram lagi. Namun, hal tersebut tak membuat kapok pemilik warem. (Red)