Para Guru SMP di Sukabumi Siap Jalani Rapid Test

JABARNEWS | SUKABUMI – Menghadapi aktivitas sekolah tatap muka pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), seharusnya disiapkan secara matang, termasuk rapid test tenaga pendidik yang akan menjalani proses pembelajaran tatap muka disekolah yang ada di sukabumi.

Namun masih ada 46 guru SMP yang masih belum melakukan rapid test sebelum memasuki proses belajar mengajar 13 Juli mendatang.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Sukabumi, Nicke Rahayu. Membenarkan adanya 46 guru yang masih belum menjalani rapid test, pihaknya mengaku masih terus berkordinasi dengan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Sukabumi.

“Kami masih terus berkoordinasi dengan Gugur Tugas Penanganan Covid-19, Kota Sukabumi. Mudah-mudahan para pendidik yang tersebar di empat puluh enam SMP di Kota Suiabumi dapat segera di rapid test sebelum pembelajaran tatap muka di mulai,” katanya, dilansir dari pikiranrakyat.com

Baca Juga:  Warga: Sejak Jalan Letda Sujono Dilintasi Truk Muatan Tanah, Kondisinya Makin Parah

Nicke Rahayu menambahkan, meski seluruh sekolah sudah memiliki westafel atau tempat pencuci tangan, perlu adanya penambahan lebih banyak lagi untuk mengantisipasi adanya kerumunan siswa yang mengantri untuk mencuci tangan.

“Diperlukan penambahan tempat cuci tangan disetiap ruang kelas. Sehingga biasa dilakukan menjaga jarak antara siswa dengan siswa lainnya,” lanjut Nicke.

Nicke menjelaskan proses pembelajaran yang akan dilakukan dimasa AKB ini mengedepankan protokol kesehatan, mulai dari masker, penutup muka hingga sarung tangan dan juga ruang kelas yang hanya bisa diisi oleh 16 sampai 18 siswa.

Baca Juga:  Ketua IMD: Dokumen Kekayaan Itu Asli dari Paduka Dony Pedro

“Juga penempatan meja dan kursi duduk diatur sedemikian rupa. Dimana setiap kelas hanya diisi 16 hingga 18 siswa saja,” katanya.

Hal senada diungkapkan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V Nonong Winarni untuk lama durasi pembelajaran di zona hijau itu dilakukan selama 3 jam dan dilakukan dengan sistem shift.

“Proses pembelajaran tidak begitu lama, paling lama hanya kisaran 3 jam saja. Pembelajaran yang dimulai jam 7.30 pagi dan pembelajaran selesai kurang dari jam 12.00 WIB. Terus tidak ada jam istirahat,” kata Nonong.

Nonong Winarni memastikan pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan verifikasi sekolah terkait kesiapan proses belajar mengajar yang akan dilakukan 13 Juli meendatang.

Baca Juga:  Hasil Survei LSI Denny JA Terbaru: Prabowo - Ridwan Kamil Unggul di Jawa Barat

“kami telah dua kali melakukan tahapan verifikasi yang melibatkan para pengawas. Dari kesiapan dengan mengunakan data Periksa sesuai SKB, ternyata hanya 40 sekolah yang terverifikasi layak dan boleh mengelenggarakan kegiatan (belajar) tatap muka,” katanya.

Meski begitu, keputusan boleh atau tidaknya menjalankan sekolah tatap muka berdasarkan hasil data verifikasi tersebut adalah Wali Kota Sukabumi.

“Dari hasil verifikasi kedua menurut gugus tugas ini sudah layak atau tidak, kami akan mengikutinya. Mungkin saja, ketika gugus tugas melakukan verifikasi jumlahnya sekolah yang siap akan berkurang. Kami hanya menunggu saja,” katanya. (Red)