Cegahan Stunting, Ini Yang Dilakukan 4 Desa di Garut

JABARNEWS | GARUT – Dalam upaya pencegahan stunting, beberapa desa yang ada di kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, yaitu Desa Sindangmekar, Sindangratu, Sindangprabu dan Sukamenak, menggelar pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Kesehatan/Posyandu.

Pelatihan ini dibagi manjadi beberapa gelombang, gelombang pertama dilaksanakan di GOR Serbaguna Sindangmekar, Kamis (9/7/2020)

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Aparatur desa Sindangmekar, Camat Ganda Permana SH MSi, Kapolsek Kompop Liman SH MSi, Pokjanal Kecamatan dan Desa, TP PKK Kecamatan dan Desa serta Pemateri yang mengisi kegiatan tersebut.

Dijelaskan Sekmat Wanaraja, sesuai dengan tujuan dibentuknya Posyandu, adalah untuk percepatan penurunanAngka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) melalui pemberdayaan masyarakat.

Baca Juga:  Dari Kasus Wadas, Cara Pandang Kuno Warga Desa Bodoh Ternyata Belum Berubah

“Sasaran kegiatan Posyandu tidak hanya anak balita saja, tetapi juga mulai dari ibu hamil, menyusui, dan nifas. Kegiatan yang dilakukan di Posyandu terfokus pada pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi dan pencegahan serta penanggulangan diare,” papar Sekmat Wanaraja.

Hj Wiwin Winiarsyarah selaku Pemateri dari Petugas Nutrisionis didampingi petugas Promkes Puskesmas Wanaraja Herfia Risfiani Amd Keb SKM MM Kes, mengungkapkan, bahwa Balita yang dideteksi mengalami gangguan pertumbuhan tentunya segera ditindaklanjuti melalui rujukan ke fasilitas kesehatan Puskesmas atau Rumah Sakit, atau segera mendapatkan Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE) terkait penatalaksanaan gangguan pertumbuhan yang dialaminya oleh petugas atau kader posyandu, dan diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Baca Juga:  Khidmatnya Suasana Jelang Perayaan Imlek Di Purwakarta

“Anak yang berpotensi mengalami stunting, tentunya akan mendapatkan evaluasi untuk dicari faktor penyebab dan risiko. Analisis faktor penyebab tentunya memerlukan peran lintas sektor dan program, oleh karena itu balita yang memiliki potensi gangguan pertumbuhan selanjutnya akan dilakukan kunjungan rumah untuk menilai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya, termasuk faktor keluarga dan lingkungan,” terangnya.

Baca Juga:  Nasib Mengenaskan Pekerja Migran, Tidakkah Menjadi Pelajaran?

Wiwin melanjutkan, selain kegiatan pemantauan tumbuh kembang, pihaknya juga mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat diseminasi informasi tentang gizi seimbang dan ASI eksklusif di posyandu, yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku positif ibu balita dalam mencegah stunting pada balitanya.

“Keseluruhan kegiatan merupakan suatu bentuk pemberdayaan masyarakat yang merangkum pelayanan kesehatan secara cycle of life, dimulai dari proses kehamilan yang berkualitas, Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), pemberikan ASI eksklusif (termasuk Inisiasi Menyusu Dini), serta pemberian MP-ASI yang adekuat,” pungkasnya. (Red)