Tak Hanya Gerabah Keramik, Ini Produk Lokal di Kecamatan Plered Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Selain gerabah keramik di Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta terdapat banyak produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) di setiap desa. Baik yang dikelola oleh warga maupun Badan Usaha Milik Des (BumDes).

Gerabah Plered yang telah melegenda dan tembus ekspor ke luar negeri, diharapkan bisa menjadi contoh bagi UMKM lain yang ada di Plered.

Camat Plered, Asep Sendjaja mengatakan, kini Pemerintah Kecamatan Plered kabupaten Purwakarta mendorong semua desa untuk mengembangkan UMKM sebagai salah satu peningkatan ekonomi masyarakat.

Semisal di Desa Sempur ada UMKM kerupuk RO yang telah menjadi makanan khas Plered sejak lama, Desa Cibogohilir mengembangkan simping yang dikelola BumDes. UMKM itu diharapkan terus dikembangkan dan menciptakan inovasi baru untuk menarik perhatian konsumen.

Baca Juga:  Perindo Purwakarta Optimis Raih 6 Kursi Di Pileg 2019

“Diakui atau tidak UMKM mampu meningkatkan ekonomi warga, untuk itu pemerintah kecamatan mengharapkan pihak desa terus meningkatkan UMKM,” papar Camat, Pada Minggu (12/7/2020).

Mengenai pemasaran, lanjut camat, dapat memanfaatkan media sosial dan juga BumDes yang telah tersedia di setiap desa. Sehingga UMKM di wilayah Plered dapat berkembang dan dikenal hingga ke luar kota Purwakarta.

“Kalau makanan pengemasannya yang harus menarik, disamping menciptakan rasa yang digandrungi masyarakat. Kalau soal pengembangan keramik, Plered sudah tidak diragukan lagi, UMKM lain harus seperti gerabah keramik yang sukses ekspor ke luar negeri,” ujar camat.

Sementara, salah satu pembuat RO di Desa Sempur, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Een Nuraeni (27) mengatakan, secara turun temurun, produksi RO yang dilakoninya bersama sang suami kini dipasarkan di warung- warung, kini RO sudah di pasarkan di sejumlah toko oleh- oleh makanan khas yang berada disejumlah tempat di kota Purwakarta luar kota.

Baca Juga:  Waduh, Pengamen Jalanan Di Purwakarta Datangi Dapur Umum

“Kalau dulu mah iya, RO cuma ada di warung- warung saja, sekarang mah udah banyak di toko oleh-oleh juga, seperti di daerah Bungursari hingga Cikampek atau pun di rest area jalan tol. Kalau yang menjadi khasnya RO dari rasa, wangi kencur dan warna nya merah dan putih,” paparnya.

Sejak puluhan tahun silam, kerupuk RO begitu melekat hingga kini menjadi salah satu icon kuliner khas di Kecamatan Plered selain sate marangginya yang sudah lebih dulu melegenda dan terkenal hingga ke luar daerah.

“RO itu adalah singkatan dari Raden Omay, yang merupakan pembuat awal kerupuk tersebut. Namun karena waktu itu tidak ada namanya, kemudian masyarakat menyebutnya kerupuk RO atau maksudnya kerupuk Raden Omay, dan nama itu melekat dan dipakai hingga kini,” ungkapnya.

Baca Juga:  Polda Jabar Antisipasi Ancaman Gangguan Kejahatan Konvensional

Diungkapkan Een, RO sendiri menjadi oleh- oleh yang wajib dibawa ketika orang luar daerah singgah di Kecamatan Plered atau tepatnya ke Desa Sempur, pasalnya tak jauh dari Blok RO terdapat makam salah seorang ulama besar haul nya selalu diperingati dan ramai pejiarah setiap tahunnya.

“Kalau kaya sekarang ini kan banyak yang ziarah ke makam Mama Sempur, jadi banyak yang beli Kerupuk RO ini untuk oleh-oleh. Pasalnya untuk pejiarah yang datang kesini, sepertinya tak lengkap jika tidak membeli RO untuk dibawa pulang,” ucap Een. (Gin)