Harga Jengkol Meroket, Pedagang Pasar Cianjur: Rp60 Ribu Per Kilogram

JABARNEWS | CIANJUR – Minimnya stok jengkol di tingkat distributor dan tingginya permintaan kunsumen, mengakibatkan harga jengkol kini melambung higga mencapai Rp60.000 per kilogram.

Pedagang Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Jawa Barat, mengungkapkan Sejak satu bulan terakhir harga jengkol sudah merangkak naik dan pekan ini melambung dari harga normal.

“Pekan ini melambung dari harga normal Rp20.000 per kilogram sempat naik menjadi Rp32.000 pada minggu pertama bulan Juli dan melambung hingga Rp60.000 per kilogram minggu ini,” ujar Rahmat, Kamis (16/07/2020).

Ia menjelaskan mahalnya harga jengkol di tingkat distributor membuat pedagang di sejumlah pasar terpaksa menaikkan harga. Harga jengkol kini melebihi harga daging ayam yang hanya dijual Rp35.000 per kilogram. Mahalnya harga tersebut diduga akibat minimnya stok ditingkat agen atau distributor.

Baca Juga:  Soal Isu Mundur Menteri Kabinet Indonesia Maju, Presiden Jokowi Tegaskan Hal Ini

Harga normal jengkol per kilogram di tingkat distributor biasanya Rp8.000 per kilogram, katanya, namun saat ini melambung menjadi Rp46.000 per kilogram, ditambah ongkos angkut, sehingga harga jual ke pembeli menjadi tinggi. Meskipun mahal melebihi harga daging ayam, tingkat pembelian sebulan terakhir tetap tinggi.

Baca Juga:  Masuk Wilayah Zona Hijau di Purwakarta, Sukasari Mantapkan Patuhi 3M

“Pembeli seperti tidak terpengaruh dengan mahalnya jengkol, tingkat pemakaian sepanjang bulan ini tetap tinggi. Perkiraan kami harga akan kembali normal ketika stok di tingkat distributor kembali banyak,” katanya.

Kepala UPTD Pasar Cipanas Heru Haerul Hakim mengatakan sejak satu pekan terakhir harga jengkol di pasar tersebut, meroket hingga melebihi harga daging ayam. Minimnya stok di tingkat distributor diduga menjadi penyebab tingginya harga jengkol.

“Meskipun mahal jengkol tetap dicari, informasi petugas di lapangan, setiap harinya pedagang dapat menjual jengkol hingga setengah ton, meskipun harganya melambung tinggi. Kami menduga minimnya stok menjadi penyebab naiknya harga jengkol,” katanya.

Baca Juga:  Buruan Catat! Ini Jadwal Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2023

Sementara beberapa orang ibu rumah tangga yang ditemui mengatakan meskipun mahal jengkol tetap menjadi hidangan favorit di warung makan yang mereka kelola.

“Berat sih, namun dapat disiasati dengan menaikkan harga sedikit karena masakan jengkol yang bisa disemur atau digoreng harus tetap ada karena menjadi menu andalan di warung makan yang sudah memiliki banyak pelanggan,” kata Eni Sumiyati, pemilik rumah makan di Kecamatan Cianjur. (Red)