Dampak Covid-19, Angka Kemiskinan Di Jawa Barat Naik

JABARNEWS | BANDUNG – Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad membenarkan angka kemiskinan di Jabar mengalami kenaikan akibat dampak Covid-19.

“Betul, dengan adanya pandemi Covid-19 ini angka kemiskinan di kita (Jabar) naik,” kata Daud saat konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (16/7/2020).

Dia menyebut, saat ini, Pemprov Jabar terus melakukan upaya untuk kembali menekan angkat kemiskinan dengan melakukan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Sehingga perputaran ekonomi yang terhenti oleh Covid-19 bisa kembali berjalan.

“Tentunya dengan adanya AKB itu kan salah satu upaya supaya kemiskinan ini tidak bertambah. Karena AKB itu adalah suatu kebiasaan hidup baru dimana kita memperbolehkan kegiatan ekonomi yang dilaksanakan,” ucapnya.

Baca Juga:  Muncul Awan Hitam Mirip Gelombang Tsunami di Aceh, Ini Penjelasan LAPAN

AKB merupakan salah satu upaya supaya kemiskinan tidak terus bertambah dan mudah-mudahan yang tadinya tidak miskin begitu ada pandemi jadi miskin, dengan adanya AKB dibuka kembali kegiatan ekonomi mereka tidak miskin lagi.

Kemudian, ungkap Daud, upaya lain pada stabilisasi ekonomi. Pemprov Jabar pun mendorong pelaku UMKM untuk kembali memproduksi seperti biasany.

UMKM didorong dengan upaya-upaya. Misalnya mulai berjualan dengan teknologi digital lewat penjualan online. Kemudian pemerintah juga memberikan berbagai insentif relaksasi kredit yang jumlahnya sekian triliun dari pemerintah.

Baca Juga:  Polri Pastikan Kawal Kepulangan 46 Calon Jemaah Haji yang Dideportasi

Menurutnya, upaya tersebut akan menjadi salah satu untuk menangani persoalan kemiskinan. Disamping, kata dia, kemiskinan juga mungkin terjadi karena dampak dari pada PHK.

“Kenapa ada PHK karena industri tidak jalan. Sekarang di era AKB ini industri kan mulai jalan, apalagi industri-industri yang orientasinya ekspor atau juga ada industri2 yang mungkin beralih prodak yang saat ini sedang buming misalnya prodak alat kesehatan khususnya APD dan lain sebagainya,” ujarnya.

Baca Juga:  Wilayah Perairan Indonesia Ini Berpotensi Bangkitkan Tsunami

Daud optimis ketika pemeritah melakukan upaya tersebut dengan optimal dapat menekan angka kemiskinan. Sehingga ekonomi pulih kembali, rakyat dan ekonomi bisa hidup kembali normal.

“Ada yang memperkirakan, kalau kita betul-betul melaksanakan AKB, kehidupan ekonomi berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan ini mudah mudahan di 2021 kita masih pemulihan. Mudah-mudahan satu tahun berikutnya ekonomi sudah mulai stabil dan mulai tumbuh kembali sebagaimana sebelum era pandemi Covid-19 ini,” jelasnya. (Rnu)