Petani Cibogohilir Kesulitan Air, Ini Saran Dedi Mulyadi untuk PT Wika

JABARNEWS | PURWAKARTA – Petani di Desa Cibogohilir, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat mengeluhkan sawah mereka tidak bisa teraliri air imbas dari proyek Kereta Cepat Cina Indonesia (KCIC). Setidaknya ada 50 hektare sawah milik petani di wilayah tersebut terkena dampak.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi yang sempat menerima keluhan warga mengatakan, hal ini merupakan persoalan sederhana namun harus segera diselesaikan.

“Sebaiknya PT Wika membuatkan saluran air untuk mengaliri sawah petani, dan itu nggak susah,” kata Dedi Mulyadi melalui ponselnya, Jumat (17/7/2020).

Baca Juga:  Polres Cianjur Sita Miras Berkedok Depot Jamu Pada Operasi Cipta Kondisi

Sebagai anggota DPR RI, kata Dedi, sudah kewajiban dirinya menyampaikan keluhan warga itu. Ia pun melihat fakta di lapangan, memang benar saluran itu tersumbat oleh urugan proyek dan akibatnya sawah petani tidak teraliri air.

Masyarakat sudah berkorban banyak bagi suksesnya proyek kereta api cepat. Sudah saatnya PT KCIC dan PT Wika sebagai pelaksana proyek untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat.

“Para petani itu hidupnya dari sawah. Jangan sampai mereka paceklik terus,” kata Dedi.

Menurut Dedi, jika PT Wika kurang paham dengan persoalan sederhana ini sebaiknya turun ke lapangan. Di sana ada Kepala Desa, ada Camat yang bisa diajak bicara.

Baca Juga:  Pasca Sembuh dari Covid-19, Menhub Budi Karya Ikut Rapat Kabinet

“Selain menyerap aspirasi rakyat, saya juga menjalankan fungsi pengawasan. Aspirasi warga pun bisa disampaikan dalam rapat kerja, rapat dengar pendapat, atau melalui media sosial,” kata mantan Bupati Purwakarta tersebut.

Seperti diketahui, permasalahan ini terungkap saat seorang petani menceritakan kesedihannya itu kepada anggota DPR RI Dedi Mulyadi yang meninjau lokasi pada Kamis (16/7/2020).

Saat bertemu Dedi Mulyadi, petani yang akrab disapa Abah Wardi itu mengatakan saluran air yang mengairi sawah para petani ini sudah berjalan ratusan tahun. Namun sejak diurug untuk proyek kereta api cepat pada dua tahun lalu, kini para petani di sekitar proyek itu harus gigit cari karena sawahnya tak teraliri air.

Baca Juga:  Polisi Ciduk Honorer di Sukabumi Diduga Edarkan Sabu

“Kasihan petani di sini, sudah tidak bisa menanam padi lagi,” kata Abah Wardi kepada Dedi Mulyadi.

Jika keinginan mereka agar sawahnya teraliri air tak direspon oleh pihak terkait, Abah dan para petani mengancam akan menggelar unjukrasa.

“Kami hanya ingin sawah kami teraliri air lagi. Kalau tidak diperhatikan, kami akan demo,” ujar Abah Wardi. (Red)