Warga Percaya Monyet Ekor Panjang Di Lembang Sebagai Penjaga

JABARNEWS | BANDUNG – Saat melintasi Jalan Raya Lembang, Kabupaten Bandung Barat kerap menjumpai monyet di pinggir jalan yang menggelantung di pepohonan.

Dari kisah warga setempat Abah Atlas (67) warga Desa Gudangkahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, keberadaan monyet ekor panjang di kawasan Lembang sudah ada sejak puluhan tahun lalu.

“Jadi abah yang sudah tinggal di sini hampir setengah abad, emang dari dulu keberadaan monyet disini sudah ada,” kata Abah Atlas di Lembang, Minggu (19/7/2020).

Dari cerita sesepuh bernama Aki Cendol, kata Atlas, keberadaan monyet ini diyakini sebagai penjaga atau disebut “Satpam” untuk kawasan di Lembang.

Keberadaan habitat monyet yang mulai terancam oleh keberadaan tempat wisata dan maraknya pemukiman warga di Lembang, menyebabkan habitat monyet ekor panjang itu terancam.

Baca Juga:  Waspada Penggunaan HP di Ruang Publik, Beresiko Penularan Covid-19

Kejadian pada Sabtu (18/7/2020) kemarin ada dua ekor monyet diracun oleh orang yang tidak bertanggungjawab menjadi tanda bahwa keberadaan monyet itu sudah mulai terancam.

Jika ke depannya tidak dihentikan, kata Atlas, bisa jadi habitat monyet bisa punah.

Hal itu, bisa membawa malapetaka. Dari cerita sesepuh Aki Cendol, jika habitat monyet ekor panjang sampai punah di wilayah Lembang, gantinya bakal datang keberadaan hewan buas di sekitar Lembang.

“Jadi saur Aki Cendol, sesepuh disini, monyet disini tuh sebagai penjaga kawasan Lembang, jika monyet sudah enggak ada atau punah, konon dari cerita sesepuh, bisa diganti oleh hewan buas, ” ceritanya.

Baca Juga:  Kegiatan Lapangan Tembak Senayan Dihentikan Sementara

Atlas mengatakan monyet di Jalan Raya Lembang biasa keluar dan bisa disaksikan warga dari pukul 09.00 WIB dan sore hari sekitar pukul 16.00 WIB.

Kebiasaan Monyet yang Selalu Menyisakan Makanan Bagi Rajanya

Atlas pun menceritakan ia yang sempat memperhatikan keseharian monyet di kawasan Lembang itu memiliki keunikan tersendiri.

Ia pun sempat melihat kawanan monyet itu bagaimana cara mengendalikan pembagian makanan dari sang Raja Monyet itu saat memberikan makanan lebih yang adil.

“Jadi sempat memperhatikan kawanan monyet ini sangat adil, jadi ada Rajanya Monyet itu memberikan tanda dulu dilokasi makanan itu,” ceritanya.

Kata Atlas, sang rajanya pun tak langsung mengajak kawanan monyet itu untuk memakan yang sudah ditandai pada hari itu juga, melainkan dimakan untuk besok harinya.

Baca Juga:  Seorang Pendaki Gunung Guntur Garut Dilaporkan Hilang

Lalu, kata Atlas, setelah besok harinya, kawanan monyet itu pun langsung mengerumungi tempat makanan yang sudah ditandainya.

“Jadi uniknya dari monyet itu, cara makannya, saat pemimpinnya atau rajanya hanya bisa melihat saja dibawah pohon yang sudah ditandai, lalu ibaratkan mah masyarakatnya kawanan monyetnya itu nah itu uniknya menyisakkan dua buah-buahan untuk pemimpinnya, ” ceritanya.

Altas pun mengaku dari cara monyet itu bertahan hidup, bisa dipetik kesimpulan bahwa manusia jangan rakus dan harus bisa berbagi.

“Nah itu lah yang dicontohkan oleh kawanan monyet itu, kita harus berbagi jika punya rezeki banyak, dan hidup itu seckupnya, ” katanya dilansir dari tribunjabar (Red)