BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia Termasuk Jabar Masuki Musim Kemarau

JABARNEWS | JAKARTA – Sebanyak 64 persen wilayah di Indonesia termasuk Jawa Barat sudah mulai memasuki musim kemarau pada tahun 2020, berdasarkan evaluasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Dr Indra Gustari mengatakan jadi masih ada 36 persen wilayah kita yang musim hujan.

“Wilayah-wilayah yang berada pada musim hujan tersebut, masih berpotensi mengalami curah hujan yang tinggi. Hal itu termasuk pula pada daerah-daerah yang belum teridentifikasi musim kemaraunya,” ujar Dr Indra Gustari, Minggu (07/19/2020)

Baca Juga:  Puluhan WNI Disekap di Kamboja Karena Terjebak Loker Palsu

Hasil evaluasi tersebut, kata dia, sejalan dengan titik pengamatan di permukaan yang dinamakan pos hujan. Berdasarkan data atau peta pos hujan, daerah Jawa Barat, Bali hingga Nusa Tenggara sudah 21 hari, bahkan satu bulan tidak mengalami hujan.

“Bahkan ada satu titik di Kupang sudah 70 hari tidak turun hujan,” kata dia.

Baca Juga:  Inilah Garis Cinta Rizky Febian-Anya Geraldine

Terkait curah hujan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, yang baru saja dilanda banjir bandang, BMKG melihat curah hujan cukup tinggi di daerah tersebut hampir sepanjang tahun.

“Hampir sepanjang tahun curah hujannya di atas 50 milimeter dan puncak hujan di daerah Kecamatan Masamba, yaitu akhir Maret dan Juni,” ujarnya.

Berdasarkan titik pengamatan di permukaan, menurut Indra Gustari, curah hujan di Kabupaten Luwu Utara pada 13 Juli atau pada saat terjadi banjir badang sebenarnya tidak tinggi dan berada di kriteria rendah, yaitu di bawah 50 milimeter selama 10 hari.

Baca Juga:  Kader PKB di Parlemen Akan Dipecat Jika Tidak Bisa Mewakili Aspirasi Rakyat

Namun, curah hujan sebelumnya, tepatnya 12 Juli, tergolong tinggi, yaitu di atas 50 milimeter dalam 10 hari. Sehingga banjir bandang tersebut tidak hanya disebabkan oleh curah hujan pada 13 Juli, namun akumulasi dari hari sebelumnya. (Red)