PAD Jabar Tekor, DPRD Pertanyakan Penyerapan APBD 2019

JABARNEWS | BANDUNG – DPRD Provinsi Jawa Barat mempertanyakan terkait penyerapan anggaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar yang bermasalah.

Ketua DPRD Jabar, Brigjen TNI (purn) Taufik Hidayat mengatakan, pertanyaan seputar penggunaan anggaran daerah yang dinilai bermasalah itu tak lain merespon nota pengantar pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Jabar TA 2019 pada Selasa (14/7/2020) lalu.

“Jadi, hasil dari tindak lanjut pembahasan di tingkat komisi-komisi dan fraksi-fraksi DPRD itulah kemudian mengkristal dalam butir butir pertanyaan tersebut,” kata Taufik saat Rapat Paripurna tentang Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) terkait Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2019 di Gedung DPRD Jabar, Bandung, Senin (20/7/2020).

Baca Juga:  Inilah Pesan Dokter Kulit Saat Pandemic Covid-19

Menurutnya, Fraksi-fraksi memohon agar Gubernur menjelaskan sekitar kurang lebih 8 pertanyaan yang mewakili pandangan umum fraksi.

Adapun, sejumlah pertanyaan fraksi tersebut diantaranya masalah Pendapatan Daerah (PAD) yang tidak mencapai target sebagaimana telah ditetapkan.

Anggota DPRD Jabar dari Fraksi Golkar, Ade Puspitasari, yang juga mewakili seluruh fraksi saat membacakan pandangan umum fraksi-fraksi, menyebutkan masalah tersebut hadir akibat kurangnya optimalisasi sumber-sumber pendapatan yang ada.

Baca Juga:  Hari ke-15 Kena Corona, Aa Gym: Hasil Swab Ketiga Masih Positif

Ade juga mengatakan, dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI) perwakilan Jabar, terdapat sebanyak 54 permasalahan kecurangan penerimaan sebesar 67,42 miliar rupiah.

“Untuk itu, kami meminta kepada Gubernur agar menjelaskan permasalahan tersebut,” ungkapnya.

Lebih lanjut, kata dia, fraksi-fraksi DPRD Jabar juga mencermati rendahnya penyerapan belanja daerah, yakni Belanja Tidak Langsung sebesar 93,65 persen dan Belanja Langsung 85 persen.

Kemudian, merujuk pada hasil identifikasi BPK Perwakilan Jabar, kata Ade Puspitasari, ditemukan 192 permasalahan pertanggungjawaban realisasi belanja daerah yang tidak sesuai ketentutan senilai 113,69 miliar.

Baca Juga:  Prilly Latuconsina Jadi Pemilik Persikota Tangerang, Dari Mana Sumber Kekayaannya?

“Kami juga memohon kepada Gubernur menjelaskan perbedaan Silpa (Sisa Hasil Penggunaan Anggaran) yang dicantumkan pada APBD tahun 2020,” ucapnya.

Terakhir, ia meminta kepada Gubernur untuk menjelaskan permaslahan seputar Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Jabar (BUMD) yang sejauh ini dianggap bermasalah.

“Kita ketahui BUMD Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu tulang punggung pemasukan daerah, namun sampai saat ini beberapa BUMD dalam pengelolaannya masih ditemukan banyak permasalahan,” tutupnya. (Rnu)