Hari Anak Nasional, Ditjenpas Beri Remisi Kepada 857 Anak Binaan

JABARNEWS | BANDUNG – Dalam rangka Hari Anak Nasional, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Kementerian Hukum dan HAM memberikan remisi kepada 857 anak Indonesia.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan Irjen Reynhard Silitonga mengatakan, seluruh anak binaan yang mendapat remisi itu tersebar di berbagai Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), dan Rumah Tahanan (Rutan) yang ada di Indonesia.

“Pemberian remisi ini merupakan wujud nyata dirjenpas dalam rangka mengedepankan kepentingan masa depan anak, mengurangi beban psikologis, dan mempercepat proses integrasi anak dalam menjalani masa pidananya,” kata Reynhard di LPKA Bandung, Jalan Pacuan Kuda, Kota Bandung, Kamis (23/7/2020).

Baca Juga:  Luiz Merasa Sudah Seirama dengan Castillion di Persib

Menurutnya remisi tersebut disesuaikan dengan remisi umumnya sesuai dengan masa tahanan. Meski proses hukum tetap berjalan, namun menurutnya anak harus mendapatkan hak-haknya.

“Tidak bisa kalau lima tahun atau empat tahun (vonis) selama itu di penjara, itu namanya tidak membina. Lembaga pemasyarakatan itu melakukan pembinaan, dan semakin baik dilakukan potongan-potongan remisi,” kata dia.

Baca Juga:  Kapolri Sigit Sebut Tersangka Kasus Tragedi Kanjuruhan Kemungkinan Bertambah

Selain itu, dia mengatakan Ditjenpas memiliki program sekolah mandiri untuk para anak yang menjalani pembinaan dalam tahanan. Sesuai amanat undang-undang, pendidikan anak tidak boleh terhenti saat menjalani proses pidana.

“Keberadaan anak di pemasyarakatan yang menjalani pra ajudikasi, ajudikasi, dan post ajudikasi, wajib mendapatkan pendidikan,” kata dia.

Baca Juga:  Via Facebook, Bupati Bandung Minta Dikirimkan Foto Kasur

Menurut dia, pendidikan bagi anak di setiap UPT pemasyarakatan harus ditangani secara khusus. Sebab status anak secara hukum berakibat kepada perampasan kemerdekaan anak secara fisik.

“Pemenuhan akan pendudikan menjadi faktor penting yang harus disiapkan lembaga pemasyarakatan. Termasuk program pembinaan kepribadian, dan pelatihan keterampilan,” kata Reynhard. (Red)