Miris, Wali Murid MDTA Raoudlotusshibyan Harus Lakukan Ini

JABARNEWS | SUKABUMI – Sarana pendidikan yang nyaman merupakan hal penting dan dibutuhkan keberadaannya dikalangan masyarakat sebagai salah satu penunjang kelancaran kegiatan belajar.

Tapi, lain halnya dengan yang dirasakan oleh masyarakat Kampung Pamoyanan RT 003 RW 001 Desa Panumbangan Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi yang harus swadaya demi mendapatkan kenyamanan yang dirasakan oleh anak-anak mereka dalam melakukan pembelajaran di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Raoudlotusshibyan.

Baca Juga:  Dua Laboratorium Siap Lakukan Penyelidikan Cacar Monyet, Salah Satunya Ada di Bogor

Lembaga Pendidikan non-formal setingkat Sekolah Dasar (SD) dengan nomor statistik 311.2.32.02.0441 ini jarang sekali mendapatkan bantuan ataupun anggaran dari pemerintah. Segala bentuk yang diperlukan di MDTA Raoudlotusshibyan ini dibebankan kepada pengelola, komite hingga orang tua siswa yang menyekolahkan anaknya di MDTA tersebut.

Anwar Muhidin, selaku aparatur pemerintahan Desa Panumbangan mengatakan anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan MDTA tersebut sekitar Rp60 juta. Adapun orang tua siswa saat ini tengah memulai pembangunan MDTA Raoudlotusshibyan untuk perehaban bangunan dengan luas 10 meter x 35 meter, terdiri tiga lokal.

Baca Juga:  Danyon Armed 9 Pasopati Kostrad Meriahkan Fun Bike IKA SPENSA Purwakarta

“Alhamdulilah sekarang sudah ada progres pembangunan, walau cukup tersendat,” kata Anwar dilansir dari laman Kowasi.

Ia juga berharap bantuan dari pemerintah untuk membantu pembangunan MDTA Raoudlotusshibyan tersebut. Anwar juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat ataupun orang tua siswa yang sudah memberikan sumbangsihnya melakukan swadaya demi terwujudnya pembangunan MDTA Raoudlotusshibyan.

Baca Juga:  Keragaman Latar Belakang Pembina Pramuka Warnai KML di Bandung Barat

Selain itu, MDTA Raoudlotusshibyan ini memiliki jumlah siswa kelas 1 berjumlah 27 orang, kelas dua 25 orang, kelas tiga 31 orang, kelas empat 17 orang, kelas lima 29 orang, dan kelas enam 31 orang yang menjalani pembalajaran di bangunan yang sudah tua dan tidak layak pakai tersebut. (Red)