Lesunya Pesanan Luar Negri, Pengrajin Keramik di Purwakarta Sasar Pasar Lokal

JABARNEWS | PURWAKARTA – Bak menjadi dewa penolong bagi para pengrajin gerabah keramik Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, seiring lesunya pesanan keramik dari luar negri dampak situasi pandemi Covid 19 yang menyerang hampir diseluruh negara.

Pasar lokal penjualan gerabah keramik asal Plered terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

“Sejak terjadi pandemi covid- 19, otomatis semua pesanan atau pengiriman keramik ke luar negri terpaksa terhenti, otomatis hal tersebut membuat para pengrajin putus asa. Namun, alhamdulilah pesanan dari lokal ramai lagi, dan terus meningkat,” ungkap Candra (34) salah satu pengrajin keramik Plered. Pada Minggu (26/7/2020).

Saat ini, sambung Candra, pesanan keramik berasal dari sejumlah pembeli dari berbagai kota di Jawa Barat dan Jakarta bahkan hingga Bali terus mengalir.

Baca Juga:  Mala Agatha Lewat Lagu 'Serba Salah' Mencoba Peruntungannya di Music Dangdut

Pada Umumnya, kata dia, jenis keramik yang dipesan berupa alat rumah tangga hingga aksesoris rumah pribadi.

“Kalau lokal itu kebanyakan kebutuhan rumah tangga dan aksesoris rumah, seperti pot, ulekan, celengan, keperluan taman dan lainnya” papar Candra.

Dirinya menambahkan, berbeda dengan pasar luar negri, umumnya pembeli memesan keramik hias dengan kualitas dan bahan no 1, seperti jenis guci serta hiasan atau keramik yang berpungsi untuk pajangan.

Sementara, pasar lokal lebih ke jenis keramik yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari- hari dan harganya pun lebih ke kelas menengah ke bawah.

“Tapi dari pada ke luar negri gak ada, mending seperti sekarang, setiap hari pesanan ada saja, seperti ke Jakarta dan kota tetangga lainnya,” imbuhnya.

Sementara, Eman, salah satu pengusaha keramik yang biasa menjual keramik dengan pasar luar negri mengaku turut terdampak penyebaran Covid- 19. Selain terkait ekspor keramik terhenti sejumlah pameran atau event pada tahun ini terpaksa ditunda.

Baca Juga:  Mendikbud Bakal Hapus Mapel Sejarah, Nadiem Makarim Dinilai Begini

Padahal, menurutnya, pameran merupakan momen paling ditunggu untuk memasarkan keramik kepada calon pembeli, karena di sana banyak turis yang hadir.

“Di awal tahun saya sudah mempersiapkan diri akan mengikuti pameran pada Maret kemarin, tapi ditunda dan saya tidak kirim barang ke luar negeri karena tak ada calon pembeli,” keluhnya.

Dirinya mengaku produksi keramik interior atau barang fungsi dan hias seperti guci yang biasa di ekspor sempat berhenti.

Eman pun kemudian terpaksa membidik pasar lokal untuk sementara agar usaha miliknya tetap produksi.

“Sebetulnya saya kurang paham betul di pasar lokal, tapi situasi pada waktu itu memaksa mencoba peruntungan di pasar lokal agar para perajin dapat kembali produksi,” ungkapnya.

Baca Juga:  Dapatkan Sejumlah Manfaat Bercinta di Pagi Hari

Eman menjelaskan, sejak pertama kali merintis usaha keramik 1993 baru kali ini merasakan penurunan cukup drastis dalam pasar ekspor.

“Dalam satu tahun biasanya ekspor keramik tak kurang dari tiga kontainer,” imbuhnya.

Pada tahun ini, Eman tak yakin akan sama seperti tahun sebelumnya meski pemerintah telah memberlakukan new normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru sebagai upaya untuk memulihkan produktivitas masyarakat.

Namun setidaknya, Eman berharap, diberlakukan new normal pameran bisa kembali digelar sehingga ekspor keramik juga kembali normal.

“Ya semoga saja, secepatnya diberlakukan new normal, maka bisnis keramik juga turut kembali normal” harap Eman. (Gin)