Belajar Di Rumah, Anggota DPR: Nadiem Hanya Membuat Aturan Saja

JABARNEWS | BANDUNG – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mendapatkan kritikan dari Anggota Komisi IX DPR RI terkait program belajar di rumah di masa pandemi Covid-19.

Program ini dianggap sekonyong-konyong pprogram tanpa adanya alternatif teknisnya ataupun faktor pendukung serta fasilitas belajar jarak jauh yang disediakan oleh Mendikbud.

“Nah, kalau belajar dari rumah, bagaimana metodenya? Apa sistem yang dipakai untuk menghubungkan guru dan siswa? Apakah hanya menonton video, atau live? Semua itu kelihatannya didasarkan atas prakarsa sekolah secara mandiri. Setiap sekolah berbeda antara satu dengan yang lain. Dan ini telah berlangsung kurang lebih lima bulan,” kata Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay Selasa (28/7/2020).

Baca Juga:  Waspada Isu Radikalisme di Tengah Pandemi Covid-19, Simak Ini

Saleh juga mengaku dirinya belum mendengar Menteri Nadiem menyusun kebijakan bahkan memikirkan fasilitasnyapun, kata Saleh belum pernah.

“Saya belum mendengar program belajar mengajar yang disusun oleh menteri Nadiem Makarim di masa pandemi ini. Begitu juga dengan fasilitas belajar jarak jauh, tidak disediakan sama sekali. Bahkan, mungkin tidak dipikirkan sama sekali. Tidak heran jika kemudian ada banyak anak yang tidak bisa belajar karena ketiadaan fasilitas dan tidak bisa mengakses pelajaran online,” lanjutnya.

Baca Juga:  FKUB Purwakarta Menjaga Harmoni Kebangsaan dalam Bingkai NKRI

Saleh mengatakan, Menteri Nadiem hanya membuat aturan saja. sehingga kata dia ini patut dipertanyakan. Sebab, program belajar di rumah tidak didukung fasilitas dan konsep yang jelas dari Kemdikbud.

Baca Juga:  Survei Median: 73,2 Persen Netizen Inginkan Pemilu 2024 Tidak Ditunda, Ini Alasannya

“Kalau baca dari kebijakan yang ada, Nadiem itu hanya membuat aturan saja. Misalnya, sekolah hanya boleh buka di zona hijau. Kalau belajar fisik, harus begini begitu. Di luar itu, harus belajar dari rumah,” tegasnya dilansir dari Rmol.

Padahal, untuk saat ini masyarakat lebih butuh dengan sesuatu yang praktis. Sebuah aturan yang langsung mampu diterapkan masyarakat yang membuat anak-anak mereka bisa tetap mendapat pendidikan meski dalam kondisi pandemi. (Red)