Bantu Siswa Belajar, Seorang ASN di Bandung Lakukan Gerakan Sedekah Wifi

JABARNEWS | BANDUNG – Sebagai upaya membantu para siswa yang terhambat akibat pembelajaran secara daring. Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Bandung menginisiatif gerakan sedekah wifi bagi pelajar yang kurang mampu.

Tak sedikit, pelajar berdatangan kerumah ASN yang berada di Kompleks Permata Biru, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung itu, setiap harinya ada empat sampai lima anak sekolah untuk mengikuti proses pembelajaran daring.

Lovita, Inisiator sedekah wifi mengungkapkan prihatin dengan keadaan lungkungan sekatarnya karena melihat masih ada yang kesulitas melakukan belajar secara daring akibat bingung beli kuota.

Baca Juga:  Pasca Penyerangan Mabes Polri, Polres Purwakarta Perketat Penjagaan Markas

“Inisiatifnya karena saya melihat warga di sini ada yang anaknya kesulitan untuk melakukan belajar secara daring. Katanya bingung beli kuotanya, lalu saya membuka rumah saya agar jaringan wifinya dipakai,” kata Lovita, dikutip dari Antara, Kamis (30/07/2020).

Lovita mengaku, gerakan sedekah wifi ini, sudah dilakukannya sejak masa ajaran baru beberapa waktu yang lalu, kata dia, selain kesulitan jaringan internet, ada warga di sekitarnya yang juga kekurangan gawai untuk digunakan.

Baca Juga:  Geger Shandy Purnamasari Medadak Putuskan Berpisah dengan Juragan 99, Ikut Langkah Nathalie Holscher?

“Saya juga minta kepada warga yang lainnya untuk sedekah wifi, karena banyak warga yang nggak mampu juga di sini akibat COVID-19,” katanya.

Dengan inisiatif yang dilakukan Lovita tersebut tak sedikit warga sekitar mengaku merasa terbantu dengan gerakan sedekah itu.

“Belajar daring ini sangat memberatkan, harus beli kuota, kalau wifi kan enak, tapi saya kan tidak punya, terus anak ada dua yang sekolah,” ujar Ida Aidah (33), seorang ibu dari anak yang menggunakan wifi di rumah Lovita.

Baca Juga:  Uu Ruzhanul Ulum Main Bola di Stadion Mini Kedua Standar Internasional, Disini Lokasinya

Selain itu, pembelajaran secara daring ini menurutnya menambah beban secara ekonomi, sebab selain membeli kuota, ia juga masih harus terus membayar iuran sekolah.

“Nggak ada diskon (iuran sekolah), cuma ada keringanan, bisa dicicil, tapi saya kira iurannya bisa dibayar hanya setengahnya,” kata dia. (Red)