Nasib Si Gurih dan Renyah Khas Purwakarta di Tengah Pandemi Covid-19

JABARNEWS | PURWAKARTA – Kurang lengkap rasanya jika tidak menjadikan simping sebagai buah tangan, saat berkunjung ke Purwakarta, Jawa Barat. Pasalnya camilan yang satu ini merupakan kudap khas dan kebanggan dari daerah itu.

Diktahui, Simping merupakan cemilan yang terbuat dari tepung tapioka, terigu ditambah bumbu penyedap serta aneka rasa dari rempah dan buah-buahan, berbentuk lembaran pipih serta bundar tipis.

Simping memiliki rasa yang gurih, nikmat dan kelezatan tiada tara bagi para penikmatnya. Terlebih kini ada varian rasa simping dibuat. Mulai dari rasa kencur, bawang, pandan, nanas, durian, dan stroberi hingga nangka.

Simping juga merupakan cemilan yang bebas kolesterol, karena proses pembuatannya tidak menggunakan minyak, melainkan dengan cara dipanggang sehingga aman dikonsumsi.

Simping sangat mudah di jumpai di Purwakarta, terutama ketika memasuki daerah yang menjadi sentra pembuatan dan penjualan yaitu Kampung Kaum, Jalan Baing Marzuki, Kelurahan Cipaisan, Kecamatan Purwakarta Kota.

Salah satu produksi simping yang terbilang populer Simping Raos Apandi Saleh yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Cipaisan, Kabupaten Purwakarta.

Baca Juga:  Besok! Rekonstruksi Simpang Susun Cikunir Tol Japek Dilanjutkan

Dikatakan Andri Sumirat (40), pemilik Simping Raos Apandi Saleh, usahanya itu sebagai warisan karena selama hampir 40 tahun sebelumnya dijalankan orang tuanya.

“Kalau usaha simping ini adalah warisan dari bapak saya, untuk kemudian oleh kami keluarga dikelola hingga saat ini. Dan saya merupakan generasi kedua penglola usaha ini,” ungkap Andri. Pada Sabtu (1/8/2020).

Menurutnya, Simping selalu dijadikan sebagai oleh-oleh baik warga Purwakarta yang berangkat ke luar daerah, atau ke luar negeri. ada juga dari masyarakat luar yang datang ke Purwakarta.

Saat Wabah virus corona yang telah masuk ke sejumlah daerah di Indonesia menjadi pukulan berat bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Tak terkecuali pengusaha oleh-oleh khas Kabupaten Purwakarta itu.

Andri mengeluhkan penurunan omzet akibat virus yang konon datang dari negeri Cina tersebut.

Baca Juga:  Prof Rina Indiastuti Jadi Rektor Terpilih Unpad Periode 2019-2024

“Sebelum ada virus Corona, kami selalu produksi hampir setiap hari, tapi sekarang produksi kami batasi karena jumlah daya beli masyarakat menurun dan penjualan simping setiap harinya menurun drastis,” ungkapnya.

Ia bercerita, biasanya dalam seminggu tidak kurang dari 500 bungkus simping habis terjual. Namun saat ini, menghabiskan 50 bungkus untuk terjual saja membutuhkan waktu lama.

“Biasa 410 hingga 500 bungkus simping habis dalam seminggu, namun sekarang paling bagus bisa terjual 100 bungkus dalam seminggu, terkadang hanya jual 2 bungkus pehari,” ungkapnya.

Biasanya pada hari besar seperti idulfitri maupun Iduladha, kata Andri, seharusnya merupakan masa panen bagi perajin Simping sepertinya, tapi untuk tahun ini berbeda.

“Biasanya, IdulFitri tahun sebelumnya suka habis 500 bungkus dalam satu hari, namun IdulFitri 2020 ini hanya terjual 5 bungkus saja,” keluh Andri.

Atas kondisi ini, dengan berat hati Andri memutuskan untuk sementara waktu merumahkan seluruh karyawannya untuk menghindari kerugian lebih besar.

Baca Juga:  Tanggapan PDIP Terkait Pernyataan Mendagri Evaluasi Pilkada Langsung

“Yah mau gimana lagi kondisinya seperti ini, untuk menghabiskan stok yang masih ada saja saya terpaksa menurunkan harga dari sebelumnya Rp10.000 menjadi Rp9.000 per bungkus,” ungkap Andri.

Selama Pandemi Covid-19 ini, Andri mengaku menjual simping melalui media sosial seperti WhatsApp dan Facebook. Hal itu terjadi karena para pelanggan memberhentikan sementara permintaan pesanan oleh-oleh khas Purwakarta ini.

Bahkan, tambah Andri jumlah konsumen reguler yang datang ke toko miliknya juga menurun jika dibandingkan dengan pekan-pekan sebelumnya.

Meski begitu, ia mengaku tetap kembali produksi simping dengan jumlah yang tak banyak seperti sebelum Pandemi Covid-19.

“Laku gak laku gimana nanti saja, mudah-mudahan kondisi seperti ini segera berakhir. Mudah-mudahan di masa new normal ini banyak warga yang hendak ke luar kota membeli simping di sini, atau wisatawan datang ke Purwakarta membeli simping sebagai oleh-oleh,” katanya dengan penuh harap. (Gin)