Sepi Pengunjung, Nakoda Perahu Wisata Danau Jatiluhur Mengeluh

JABARNEWS | PURWAKARTA – Destinasi Wisata Waduk Jatiluhur yang merupakan ikon Kabupaten Purwakarta yang terkenal di kalangan wisatawan, di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau New Normal masih terlihat sepi pengunjung.

Biasanya kawasan wisata bendungan terbesar ini yang menawarkan pemandangan panorama danau sangat menakjubkan itu dipadati pengunjung dari luar kota maupun dalam kota, namun pasca pemerintah menutup objek wisata akibat adanya wabah Covid-19 kawasan ini mendadak sepi.

Hal tersebut berimbas pada menurunnya pendapatan puluhan orang yang berprofesi sebagai nakoda perahu wisata di kawasan wisata Waduk Ir. H. Juanda tersebut.

Salahsatu nakoda perahu wisata di lokasi itu, Aam Muharam (45), mengatakan, pengunjung yang datang ke destinasi waduk Jatiluhur ini tidak seperti hari-hari biasanya, jumlahnya terhitung jari.

Aam yang dari pagi hingga siang belum sama sekali mendapat tumpangan tetap optimis. Dia yakin, hari ini bakal ada pengunjung yang mau menumpang perahunya.

Baca Juga:  Cakep! di Milad PKS, Gubernur Jakarta Anies Baswedan Berpantun: Sepeda Habib Salim Melaju Kencang

Aam tidak pernah lelah menawarkan jasa tumpangan perahunya kepada setiap orang yang datang ke Danau Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta.

“Naik perahu Bu, Pak. Hayu Teteh dianter keliling danau. Hayu murah kok,”pintanya.

Kondisi semacam ini menurut Aam, tidak pernah terjadi sebelumnya. Bahkan sejak dirinya mulai pertama melakoni profesinya sebagai nakoda perahu wisata pada 1995 lalu.

“Baru kali ini objek wisata Jatiluhur sepi. Setelah ada kebijakan soal new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB) objek wisata Jatiluhur diperbolehkan dibuka kembali. Tetapi tetap saja pengujung yang datang ke sini masih jarang, tak seperti biasa,” keluhnya, saat ditemui di sekitar Waduk Jatiluhur, Minggu (2/8/2020).

Diakuinya, dengan kondisi seperti sekarang mendapat 10 penumpang perhari saja sudah beruntung. Jika satu orang penumpang bayar Rp10.000, maka bisa mendapat uang Rp200.000, belum dipotong biaya bahan bakar dan lain-lain.

Baca Juga:  Kepergok Saat Mencuri, Pencuri Di Purwakarta Bacok Pemilik Rumah

“Selama libur lebaran misalnya saya suka mendapatkan Rp3 juta sampai Rp5 juta, tapi libur lebaran tahun ini saya tidak dapat apa-apa. Karena objek wisata semua ditutup. Baru sekarang dibuka lagi,” ucap Aam.

Selain Aam, kondisi serupa juga dirasakan nahkoda perahu wisata lainnya. Seperti Toni (32) mengaku tak bisa berbuat banyak di tengah masa pandemi saat ini.

Dirinya mengaku, untuk makan sehari-hari para nakoda perahu sesekali mencari ikan dan hasilnya mereka jual ke pasar.

“Kami hanya bisa berdoa, agar pandemi ini segera berakhir dan kembali seperti dulu lagi,” ucap Toni penuh Harap.

Terpisah, Kepada Bidang Pariwisata pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Purwakarta, Irfan Suryana tidak menampik masyarakat biasa memanpaatkan keramaian Danau Jatiluhur merasakan dampak Covid-19.

“Terdampak pasti, karena memang wisatanya ditutup dan tidak hanya di Waduk Jatiluhur saja melainkan di semua wisata,” ucapnya.

Baca Juga:  Setelah Naikan Harga Pertalite dan Solar, Pemerintah segera Batasi Penggunaan BBM

Dijelaskannya, Danau Jatiluhur biasanya tak pernah sepi pengunjung terutama dihari libur Sabtu dan Minggu.

Namun, kata Irfan, setelah ada wabah corona ini jumlah kunjungan turun drastis meski telah diberlakukan AKB.

“Dari total keseluruhan wisatawan 30% di antaranya berkunjung ke Jatiluhur. Selama penutupan kemarin ( Jatiluhur) kehilangan wisatawan diperkirakan 1.000 lebih,” jelas Irfan.

Secara umum, sambung dia, jumlah targetan wisatawan pada tahun ini diturunkan dari sebelumnya sebanyak 4 juta menjadi 1 juta. Irfan meyakini tidak akan tercapai akibat adanya bencana nonalam ini.

Pada new normal, lanjut Irfan, pihaknya berkomitmen akan maksimalkan promosi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, termasuk ke Danau Jatiluhur yang memiliki fasilitas cukup memadai untuk menyedot perhatian wisatawan.

“Jika dibandingkan tahun sebelumnya pada pertengahan tahun sudah mencapai 50% dari target, namun tahun ini baru 25%. Untuk itu target kita turunkan,” ungkapnya. (Gin)