Pandemi Covid-19 Bikin Lesu Pedagang Bendera di Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Sebentar lagi Negara Republik Indonesia akan menyambut peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke-75 pada 17 Agustus 2020 mendatang.

Memasuki pertengahan tahun tepatnya di Bulan Agustus, jasa penjual bendera pun mulai banyak bermunculan di berbagai tempat di Kabupaten Purwakar.

Eman Sulaeman, seorang pedagang bendera yang berada di jalan Ahmad Yani, Kelurahan Cipaisan, Kabupaten Purwakarta mengaku sudah mulai menjual pernak-pernik kemerdekaan yang berwarna merah putih sejak, Senin 27 Juli 2020 lalu.

“Tahun ini sepi kang. Ngga kayak tahun kemarin. Ini udah hampir dua minggu buka tapi yang beli baru satu dua,” ucap Eman, saat ditemui di lapak jualannya, Rabu (5/8/2020).

Eman mengeluh, dia mengatakan penyebabnya bisa jadi akibat pandemi Covid-19. Otomatis dagangan benderanya seret.

Pasalnya, sejumlah perayaan dilarang karena mencegah kerumunan massa dalam jumlah banyak, pun dengan upacara hari kemerdekaan.

Baca Juga:  Angin Terjang Sekolah di Sukabumi, Perpustakaan Ambruk Rata dengan Tanah

Diakui Eman, tahun ini menurunnya omzet dikarenakan hilangnya pelanggan yang biasa membeli. Mulai dari anak sekolah yang belajar di rumah, perkantoran yang bekerja di rumah, hingga masyarakat yang ketakutan untuk keluar rumah atau membeli barang dari tangan ke tangan.

“Tetap saja sampai sekarang masih sepi, sekolah masih libur dan kantor-kantor juga sama, biasanya seminggu atau dua Minggu sebelumnya 17 Agustus sudah ramai pembeli, tapi sekarang masih sepi,” ungkapnya.

Eman mengaku omset pendapatannya merosot anatara 30 sampai 50 persen dari tahun lalu. Biasanya dia bisa mengantongi Rp 5 hingga 7 juta saat musim berjualan bendera. Namun, tahun ini dia ragu bisa membawa pulang uang seperti tahun sebelumnya.

“Ya nggak apa-apa, karena kan masih bisa disimpan, dijual lagi tahun depan,” ujarnya.

Baca Juga:  Kang Uu Akan Tertibkan Penambang Ilegal di Jabar

Setiap tahun, Eman selalu membuka dagangan sejak akhir Juli dan berakhir sehari sebelum tanggal 17 Agustus. Barang yang dijual pun beragam jenisnya mulai dari bendera merah putih dengan berbagai ukuran kecil hingga besar.

Kemudian layur, umbul-umbul bandir dengan lambang Garuda, dan umbul-umbul berbentuk segitiga. Selain bendera dia juga menjual bambu sebagai tiang pancang bendera maupun umbul-umbul.

“Bendera yang saya jual pun beragam harganya, mulai 5 ribu rupiah hingga 100 ribu rupiah per satu bendera. untuk ukuran paling kecil di jual dengan harga 5 ribu rupiah, ukuran sedang 35 ribu rupiah, dan ukuran yang paling besar 100 ribu rupiah perbendara. Sedangkan untuk umbul-umbul di Banderol 75 ribu rupiah,” ucapnya.

Kondisi tak jauh berbeda dari Eman juga dialami Iwan Herawan penjual bendera di jalan Veteran, Kelurahan Ciseureuh, Purwakarta. Iwan mengaku sudah berjualan sejak tanggal 26 Juli lalu, namun pembeli yang mampir baru sebahagian saja.

Baca Juga:  Megawati Disebut Bakal Turun Gunung saat Kampanye Akbar, Airlangga Tak Gentar: Kami Sudah di Daratan!

“Ngga cuman satu pedagang kang yang sepi. Semua juga begitu. Malah ramai tahun-tahun lalu,” katanya.

Dia menjelaskan, biasanya menjelang 7-10 hari sebelum kemerdekaan pembeli kerap berdatangan. Namun, tahun ini dia ragu pembeli sama seperti tahun sebelumnya.

“Tapi ya nggak tahu kalau kondisi Corona begini tetap ramai nggak. Kegiatan keramaian kan dilarang,” sebut dia.

Dia mengaku pelanggan yang biasa membeli rata-rata dari instansi perkantoran, perangkat kampung, maupun warga biasa.

“Akibat dampak virus corona para pedang bendera mengaku omzet mereka menurun sekitar 50 persen dari tahun lalu. Jadi kami berharap, Pemerintah Kabupaten Purwakarta memberikan kelonggaran kepada kami, untuk berjualan di tepi jalan, setidaknya selama jelang momentum hari kemerdekaan,” harapnya. (Gin)