Soal POP Kemendikbud, Ini Keputusan NU

JABARNEWS | JAKARTA – Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Yahya Cholil Staquf, mengunjungi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim untuk bersilaturahim. Pertemuan berlangsung di ruangan kerja sang menteri pada Kamis (6/8/2020).

Ulama yang akrab disapa Gus Yahya menyampaikan pertemuan sebagai ikhtiar untuk mengurai kekusutan komunikasi yang pernah terjadi. Juga untuk memikirkan bersama jalannya pendidikan di tengah pandemi saat ini.

“Dalam suasana prihatin akibat pandemi dan masyarakat sangat membutuhkan jalan keluar dari berbagai kesulitan, sangat tidak elok kalau kontroversi yang tidak substansial dibiarkan berlarut-larut,” ujar Gus Yahya, dilansir dari laman Dream.co.id.

Baca Juga:  Terkait Penambahan Kursi Legislatif, Ini Penjelasan KPU Purwakarta

Menurut Gus Yahya, NU tetap akan terlibat dalam Program Organisasi Penggerak (POP) yang diinisiasi Kemendikbud. Hal ini sudah diputuskan dalam rapat PBNU pada Selasa setelah adanya dua klarifikasi.

Pertama yaitu Organisasi Penggerak merupakan program laboratorial, bukan akar rumput. Melalui program ini, kata Gus Yahya, Kemendikbud hanya bermaksud membeli model inovasi yang ditawarkan sejumlah lembaga dengan terlebih dulu diukur kelayakan gagasan dan perencanaan eksekusinya.

Baca Juga:  Waduh, Kabupaten Subang Darurat Sampah

“Pihak manapun bisa ikut tanpa harus bergantung pada ukuran organisasi atau keluasan konstituennya. Untuk menyentuh akar rumput, termasuk warga NU, Kemendikbud menyiapkan sejumlah program lain, misalnya, program afirmasi,” kata Gus Yahya.

Sedangkan klarifikasi kedua terkait pelaksanaan program yang dimulai pada Januari 2021. Menurut Gus Yahya, ada waktu cukup untuk menyelesaikan program sepanjang tahun depan.

Baca Juga:  Dongkrak Ekonomi, Pasar Rakyat Online Depok Libatkan Ojek Pangkalan

NU mendukung upaya Mendikbud untuk mengambil langkah-langkah kongkret sebagai jalan keluar dari kesulitan-kesulitan masyarakat, khususnya di bidang pendidikan.

“Kami juga mendukung upaya-upaya pembaruan untuk memperbaiki kapasitas sistem pendidikan kita dalam menjawab tantangan masa depan. Tentu saja sambil tetap kritis terhadap kekurangan-kekurangan yang ada,” ucap Gus Yahya. (Red)