Ini Syarat Sekolah di Jabar Boleh Belajar Tatap Muka

JABARNEWS | BANDUNG – Dinas Pendidikan Jawa Barat masih memverifikasi sekolah di 228 kecamatan yang saat ini berada di zona hijau penyebaran virus corona. Verifikasi dilakukan untuk mengetahui sekolah mana yang layak dan siap menerapkan pembelajaran tatap muka.

Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Daud Achmad, mengungkapkan pihaknya memperketat verifikasi dengan prinsip kehati-hatian. Karena, keselamatan dan kesehatan murid menjadi prioritas.

“Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat tetap akan memperketat verifikasi,” kata Daud melalui keterangannya, Sabtu (8/8/2020).

Baca Juga:  Pastikan Para Pemain Liga Indonesia Aman Covid-19, Ini Kata Kemenpora

Sekolah di Jabar yang diutamakan untuk menggelar belajar tatap muka adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sebab, pembelajaran SMK membutuhkan kegiatan praktik. Selain itu, bagi sekolah yang akan mulai belajar tatap muka, maka guru yang boleh hadir hanyalah mereka yang berusia di bawah 45 tahun dan tak memiliki penyakit penyerta (komorbid).

“Sementara hanya guru yang berusia di bawah 45 tahun dan tidak mengidap penyakit penyerta yang dapat mengajar,” ujar dia.

Baca Juga:  Sindir Densus 88 dengan Penyerangan KKB ke Pos TNI, Hidayat Nurwahid: Mereka Tidak Pakai Golok, Tapi Senjata Api

Kepala Dinas Pendidikan Pemprov Jabar, Dedi Supandi, sebelumnya menyatakan sekolah-sekolah di 228 kecamatan di Jabar tak seluruhnya bakal menggelar pembelajaran tatap muka. Ia memprediksi hanya sekitar 20 persen sekolah yang lolos verifikasi.

“Kita masih butuh waktu dua pekan untuk memverifikasi itu. Namun, perkiraan kisaran kami dari sekitar 228 itu paling terverifikasi hanya sekitar 20 persen dari 228 kecamatan yang ada,” kata Dedi, Jumat (7/8/2020).

Baca Juga:  Kapolresta Cirebon Pantau Arus Kendaraan Libur Panjang di GT Palimanan

Mendikbud Nadiem Makarim juga telah memperbolehkan SMK dan perguruan tinggi di seluruh zona untuk melakukan praktik di sekolah, dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Meski demikian, untuk pelajaran teori, tetap diminta dilakukan secara jarak jauh.

“Ini untuk kelulusan SMK (dan) perguruan tinggi kita ini terjaga. Semua mata pelajaran yang bersifat teori masih harus dilakukan dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh),” ungkap Nadiem. (Red)