Berikut 7 Mitos Jawa yang Ternyata Masuk Akal

JABARNEWS | BANDUNG – Hati-hati, jangan sesekali meremehkan deretan mitos Jawa ini. Bisa-bisa hidupmu dipersulit. Sebagai warga Indonesia, pasti ada beberapa mitos yang pernah sesekali kita dengar, entah itu dari orang tua atau teman-teman.

Keberadaan mitos di Indonesia memang merupakan hal yang masih dipegang teguh beberapa orang, terutama masyarakat Jawa. Kepercayaan-kepercayaan yang turun dari para leluhur itu kadang terkesan berlebihan, tetapi jika dipikir lebih jauh ada benarnya juga. Mitos-mitos tersebut bahkan bisa dibuktikan secara ilmiah.

Berikut mitos Jawa yang tidak bisa kita anggap remeh sebagai berikut.

1. Makan Sambil Selonjoran Bisa Membuat Kita Berubah Menjadi Ular – Kalau sudah begini, kita bisa saja uring-uringan di kasur layaknya ular. Apapun bentuknya, makan dengan posisi badan terlentang atau telungkup sangat tidak disarankan.

2. Dilarang Pakai Baju Biru atau Hijau ke Pantai Selatan – Kalau enggak mau diculik Nyi Roro Kidul, sebaiknya jangan sampai deh kamu pakai baju berwarna biru atau hijau ke Pantai Selatan. Konon katanya, sudah banyak korban yang diambil Ratu Pantai Selatan dan meninggal karena melanggar peraturan tersebut.

Baca Juga:  Terima Bantuan APD Dari PT. HM Sampoerna, Cellica: Sangat Membantu Kami

Mempercayai keberadaan Nyi Roro Kidul boleh-boleh saja. Namun, jika dipikir secara logis, biru dan hijau merupakan warna laut. Ketika kita terbawa ombak dan berontak meminta tolong, tubuh kita akan sulit terlihat oleh penjaga pantai. Pakailah warna terang seperti merah atau ungu agar orang-orang di sekitar kita mudah mengenal badan kita di perairan pantai.

3. Duduk di Atas Bantal Bisa Bisulan Segede Gunung – Ukuran bisul sebesar gunung tentunya merupakan hiperbola. Namun, bagaimana dengan kenyataan larangan atau mitos Jawa kali ini?

Menurut para pakar kesehatan, menyimpan barang-barang yang terlalu empuk pada bagian badan manapun bisa membuat keadaan kulit menjadi lembap. Kulit yang lembap lebih rentan terinfeksi bakteri yang bisa menyebabkan infeksi, ruam, dan bisul. Maka dari itu, jika ingin memilih bantal untuk alas bokong, pastikan tidak terlalu tebal.

Baca Juga:  Transformasi Santri Rumah Tahfidz Di Era New Normal

4. Keluar Magrib Bisa Diculik Wewe Gombel – Wewe gombel adalah makhluk gaib yang berkeliaran di kala matahari berada di ujung cakrawala. Orang tua zaman dahulu tidak pernah memperbolehkan anaknya main keluar di waktu ini karena takut dibawa dan disusui Wewe Gombel.

Mitos atau bukan, anak-anak memang tidak dianjurkan bermain di luar saat matahari sudah mulai tenggelam. Wewe Gombel yang dimaksud mungkin merupakan perwujudan dari orang-orang yang berniat jahat.

5. Mengambil Makanan sebelum Orang Tua Itu Pamali – Menurut mitos Jawa, mengambil makanan sebelum orang tua hukumnya pamali. Tangan anak-anak yang berani nyomot makanan di meja makan sebelum orang tua bisa-bisa buntung atau dikutuk penyakit.

Tak peduli benar tidaknya mitos tersebut, mendahului orang tua dalam segala hal memang bukanlah tindakan yang sopan. Mitos ini mengajarkan anak-anak untuk selalu hormat dan tidak lupa pada orang tua. Selain itu, orang yang lebih tua mendapatkan perlakuan yang lebih baik dari generasi lebih muda sudah menjadi etika sejak dahulu.

Baca Juga:  BRI Bagi-bagi Hadiah Dalam Program Britama FSTVL

6. Potong Kuku di Malam Hari Bisa Mengundang Hantu – Dibalik mitos Jawa menyeramkan ini, memotong kuku di malam hari memang tidak disarankan karena kurangnya penerangan. Bukan cuma kuku, bisa-bisa satu jari kepotong!

7. Bersiul di Malam Hari Mengundang Miss K – Selain potong kuku, bersiul di malam hari juga bisa mengundang makhluk halus, terutama kuntilanak. Percaya atau tidak, mitos Jawa ini sudah dipatenkan semenjak zaman leluhur kita.

Namun, jika dipikir-pikir secara logis, bersiul di malam hari memang melanggar etika hidup berdampingan. Tetangga kita bisa saja terganggu dengan suara bising yang dihasilkan oleh mulut kita. Lagi pula, siapa sih yang suka keributan di tengah malam? (Red)