Begini Cerita Dibalik Suksesnya Ursula Sang Pemain Basket Cantik

JABARNEWS | BANDUNG – Setiap orang pasti memiliki prosesnya sendiri tentang apa yang dilakukannya dan apa yang membuat dirinya tertarik untuk melakukan hal tersebut. Seperti halnya kisah cinta seorang Ursula Yesi Gusti Ayuputri terhadap bakset yang membawanya kepada kesuksesan hingga saat ini.

Basket merupakan olahraga yang paling dicintai oleh Ursula dari semenjak duduk di bangku sekolah Menengah Pertama (SMP) Kecintaannya terhadap basket ini ia dapat dari sang Ayah. Saat ini Ursula tengah duduk dibangku kuliah, Student athlete Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Ursula mengatakan sebelum ia menyukai basket, dirinya terkebih dahulu melakukan olahraga bulu tangkis. Basket katanya merupakan olahraga yang dikenalkan oleh sang ayahanda kepadanya.

“Sebelum bermain basket, saya terlebih dahulu mengenal olahraga bulu tangkis. Namun, setelah Ayah saya memperkenalkan saya dengan dunia basket, saya langsung jatuh cinta kepada olahraga ini. Basket memberikan saya banyak sekali pengalaman, dalam hal komunikasi, melatih kekompakan tim, dan menyatukan visi anak-anak agar menjadi sebuah kesatuan. Hal-hal tersebut yang tidak saya dapatkan ketika bermain bulu tangkis sehingga saya tertarik dan jatuh cinta kepada basket,” ucapnya belum lama ini.

Baca Juga:  Ingat, Hari Ini Pengumuman Pasangan Calon Pilkada 2020 Lewat Website

Perempuan cantik yang berkuliah di jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Unair tersebut sangat berterima kasih kepada basket. Menurutnya, basket memberikan dirinya pelajaran hidup yang sangat penting. Dengan basket, ia dapat merasakan senang, sedih, susah, kesal, belajar kerja keras, dan bersyukur. Hal tersebut menjadi sebuah pelajaran bagi dirinya untuk masa depan.

Akan tetapi, kata Ursula, meskipun basket sangat diminatinya, ia tidak serta-merta lupa dengan akademiknya. Dalam beberapa kesempatan, ia mendapat tawaran untuk bermain di level profesional. Akan tetapi, ia ingin berfokus terlebih dahulu kepada kuliah dan tim basket putri Unair. Ia ingin cepat lulus agar bisa bekerja atau melanjutkan pendidikannya.

“Ketika semester pertama di Unair, saya mendapat tawaran untuk bermain di level profesional. Akan tetapi, saya lebih memilih untuk berfokus di kuliah saya dan tim basket putri Unair. Saya ingin dapat lulus dengan tepat waktu dan nilai yang bagus,” katanya.

Baca Juga:  Jelang PSBB, Pemprov DKI Jakarta Hilangkan Sepuluh Kawasan Sepeda Ini

Rencana Ursula setelah lulus dari akademiknya, ia ingin bekerja di sebuah perusahaan yang bisa menerima atlet seperti dirinya seraya melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi lagi.

“Setelah lulus, saya memiliki keinginan bekerja di sebuah perusahaan yang menerima atlet seperti saya. Namun, target saya adalah bisa melanjutkan jenjang pendidikan saya ke tingkat magister di kampus yang sama, yakni Unair,” tambahnya.

Pemain yang sudah memperkuat tim basket putri Unair selama empat musim di LIMA Basketball ini mengakui bahwa dengan mengikuti ajang LIMA dirinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi untuk masa depannya. Student athlete yang memiliki panggilan akrab Yesi ini mengatakan bahwa LIMA memberikan dirinya banyak sekali pelajaran hidup.

Baca Juga:  Dituding Settingan, Doddy Sudrajat Tantang Kim Hawt dengan Taruhan Jari dan Telinga

“LIMA merupakan ajang bergengsi di ranah universitas. Selain itu, LIMA juga sebagai ajang bagi mahasiswa untuk menyalurkan minat, bakat, dan potensi mereka di bidang nonakademik. Banyak sekali keuntungan yang saya dapat ketika bermain di LIMA. Saya mendapat pengalaman, pengetahuan, dan finansial. LIMA pun juga menjadi ajang bagi para mahasiswa untuk meraih impian mereka untuk bisa bermain di level profesional,” ungkapnya.

Pelajaran didapakannya dari hasil keikut sertaan Ursula di setiap ajang permaian basket, dari sinilah Urusla mengatakan bahwa dirinya menerima banyak ilmu yang tentu sangat berguna sehingga ia bisa memanage waktu.

“Dari empat musim yang telah saya jalani bersama tim basket putri Unair di LIMA, banyak sekali pelajaran hidup yang saya dapatkan. Saya menjadi pribadi yang lebih bersyukur, bertanggung jawab, saling membantu dan mengerti satu sama lain, serta belajar manajemen waktu antara kegiatan akademik dan nonakademik,” tutupnya. (Red).