Tiga Obat Penawar Covid-19 Ini Miliki Potensi Penyembuhan

JABARNEWS | JAKARTA – Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Mohammad Nasih mengatakan tinggal menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk bisa memproduksi kombinasi obat Covid-19.

“Dari lima kombinasi obat penawar Covid, hanya tiga yang disarankan karena mempunyai potensi penyembuhan terbesar,” ujarnya di Surabaya dilansir dari laman Tempo.co, Minggu (16/8/2020).

Adapun ketiganya yakni Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline, serta Hydrochloroquine dan Azithromyci.

Baca Juga:  13 Orang Jadi Korban Investasi Bodong di Tasikmalaya, Kerugian Mencapai Rp2,2 Miliar

Nasih mengatakan meskipun masuk kategori kombinasi, BPOM tetap menganggap obat yang dihasilkan Unair termasuk jenis baru baru. Untuk itu, kampus masih menunggu pembahasan dengan BPOM.

“Tentu BIN (Badan Intelijen Negara) dan Kasad (Kepala Staf TNI Angkatan Darat) yang akan mempresentasikan ke BPOM untuk memperlancar proses terbitnya izin produksi dan edar,” ucapnya.

Rencananya, kata dia, pada Rabu, 19 Agustus 2020 akan ada pertemuan dengan BPOM untuk menjelaskan berbagai isu secara gamblang dan detail. Dalam pertemuan itu, Unair juga akan mendiskusikan teknis yang berkaitan bahan-bahan obat dengan Kimia Farma dan Lembaga Biologi Angkatan Darat yang akan memproduksi obat penawar tersebut.

Baca Juga:  DLH Kota Bogor Sebut Volume Sampah Berkurang Selama PSBB

“Untuk mempersiapkan lebih teknis agar obar bisa segera diproduksi bila izin edar segera terbit. Kami masih menunggu panggilan dari BPOM,” kata Nasih.

Baca Juga:  Pembuat Dan Pengedar Uang Palsu Di Tasikmalaya Dibekuk Polisi

Nasih menyatakan tingkat efektivitas kombinasi obat Covid-19 temuan peneliti Unair mencapai lebih dari 98 persen.

“Dari hasil uji klinis terhadap tiga obat tersebut, setelah dikombinasikan daya penyembuhannya meningkat dengan sangat tajam dan baik. Untuk kombinasi tertentu sampai 98 persen efektivitasnya, yang paling rendah di angka 92 persen. Efektivitas ini berdasar dari sampel yang diambil secara acak,” katanya. (Red)