Malam Tahun Baru Islam, Warga Kota Bandung Diminta Tak Gelar Pawai Obor

JABARNEWS | BANDUNG – Warga di Kota Bandung diminta untuk tidak melakukan pawai obor pada perayaan Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Hijriyyah 1 Muharram yang bertepatan pada 20 Agustus 2020..

Seperti diketahui, setiap perayaan Tahun Baru Islam di Indonesia, Umat Islam khususnya di Kota Bandung selalu menggelar pawai obor.

“Sesuai dengan arahan dari Bapak Wali Kota menyampaikan bahwa kegiatan aktivitas atau kegiatan arak-arakan, lalu juga karnaval, konvoi yang biasanya dilakukan saudara-saudara kita di Pondok Pesantren maupun di Masjid diharapkan untuk tidak dilaksanakan,” ujar Kabag Kesra Setda Kota Bandung Medi Mahendra, Selasa (18/08/2020).

Baca Juga:  Zalnando: Lawan Wanggai, Profesional Saja

Ia menuturkan, di kondisi pandemi Covid-19 salah satu cara pencegahan penularan virus corona adalah dengan menghindari kerumuman. Maka dari itu warga diminta untuk tidak melakukan pawai obor terlebih dahulu sebagai langkah antisipasi penyebaran covid-19.

Untuk merayakan tahun baru islam ini, sambung Medi, wali kota meminta warga untuk merayakannya dengan memperbanyak tasyakur bini’mah dan kegiatan tafakur serta tadabbur.

Baca Juga:  Dedi Mulyadi: Identitas Pendukung Di Pilpres Harus Jelas

“Kalaupun seandainya di beberapa masjid dilaksanakan kegiatan tasyakur bini’mah itu pak wali kota mempersilahkan sepanjang protokol kesehatannya dijaga,” tegasnya.

Selain itu, DKM masjid yang menggelar acara tasyakur bini’mah diminta menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer, membuat jarak pembatas, serta mewajibkan jemaah menggunakan masker.

Selain itu, orang tua diimbau untuk tidak membawa anak-anaknya untuk ikut serta dalam acara tasyakur bini’mah di masjid. Pasalnya, anak-anak termasuk kelompok rentan tertular covid-19.

Baca Juga:  Selain Pelanggar Lalu Lintas, Operasi Patuh Juga Sasar Hal Ini

“Kalau untuk anak-anak kita berharap dan mengimbau kepada orang tua untuk lebih bersikap antisifatif karena bagaimanapun anak-anak termasuk kelompok yang rentan terpapar. Oleh karena itu kita berhadap dalam kegiatan yang berkumpul masa banyak orang tua lebih bijak dan arif untuk tidak membawa putra-putri mereka ke aktivitas yang dimaksud,” pungkasnya. (Red)