Begini Keasrian Curug Cigentis yang Jadi Favorit Wisatawan Lokal

JABARNEWS | KARAWANG – Objek wisata alam Curug Cigentis yang berada di Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang ramai dikunjungi wisatawan lokal.

“Rata-rata dari Kabupaten Purwakarta sebelah timur, Kabupaten Karawang, sedikit sebelah barat Kabupaten Bogor, dan sebelah timur Kabupaten Bekasi, istilahnya masih wisatawan lokal ya,” kata salah satu pengelola Curug Cigentis yang juga sekaligus Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH) Pangkalan, Muhammad Arif Purbiantoro.

Arif mengatakan hingga saat ini Curug Cigentis dikelola oleh Perhutani yang bermitra dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sanggabuana, dan BUMDes Buanamekar, Desa Mekarbuana.

Wisata yang berada di kaki Gunung Sanggabuana ini memiliki daya tampung hingga 2000 pengunjung, akan tetapi, dimasa pandemi Covid ini pihak pengelola membatasinya sampai 750 pengunjung.

Baca Juga:  Jenderal TNI Andika Perkasa Dianugerahi Medali Kehormatan dari AS

“Secara administrasi Curug Cigentis tutup jam 4 (sore), daya tampung pengunjung sehari itu bisa 2000 pengunjung, tapi untuk semasa covid dibatasi maksimal 750 tiket terjual,” terang arif.

Pihak pengelola seperti yang dikatakan Arif saat ini masih terus melakukan pengembangan sehingga Curug Cigentis bisa membantu menggenjot perekonomian masyarakat yang berada disekitarnya.

Untuk mendapatkan satu tiket masuk Curug Cigentis cukup merogoh kocek Rp20 ribu sudah termasuk asuransi wisatawan. Dari penjualan tiket tersebut, juga terdapat retribusi kepada Pemkab Karawang sebesar Rp1.500 per lembar tiket.

Dari penghasilan tersebut, Tentu saja kata Arif dibagi untuk Perhutani, BUMDes, dan LMDH setelah dipotong kewajiban pokok dan biaya operasional.

Baca Juga:  Moeldoko : Kader Jangan Terlena Dan Lengah

Dikatakan Arif, sejauh ini komunikasi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karawang berjalan cukup baik, dan sudah ada pembicaraan mengenai program wisata kedepannya.

“Akan dibuat lebih detil lagi MoU antara Perhutani dan Pemda Karawang,” ungkapnya.

Sebagian besar masyarakat Desa Mekarbuana mencari penghasilan bergantung pada beberapa objek wisata di desa tersebut, salah satunya adalah Curug Cigentis. Maka tak heran ketika objek wisata ditutup akibat pandemi selama beberapa bulan yang lalu, mereka kebingungan.

“Mereka ada tukang ojek, parkiran, warung, ketergantungan masyarakat terhadap ini (objek wisata) saya bilang tinggi,” tuturnya.

Sebagai tambahan informasi, Curug Cigentis berada sejauh 40 km dari pusat kota Karawang dengan waktu tempuh 1 jam 30 menit dengan sepeda motor. Akses jalan menuju objek wisata ini bisa dilalui oleh dua kendaraan kecil, hanya saja jalanan sangat curam dan berliku. Tidak ada kendaraan umum untuk menuju curug tersebut, mau tau mau mesti menggunakan kendaraan pribadi.

Baca Juga:  Kapolres Sergai: PT Lubuk Naga Tidak Dapat Perlihatkan Izinnya

Jika menggunakan mobil, maka lahan parkir yang disediakan cukup jauh dari lokasi pintu tiket, hal ini karena curamnya jalan membatasi mobil untuk tidak menanjak terlalu tinggi sebab berbahaya.

Keasrian Curug Cigentis masih terjaga, bahkan belakangan sudah tersedia toilet umum yang menjadi salah satu kebutuhaan pengunjung. Barisan warung juga nampak lebih tertata begitupun jalan setapak menuju curug lebih aman. (Red)