Tambah 12, Kasus Positif Covid-19 di Kota Bogor Didominasi Klaster Keluarga

JABARNEWS | BANDUNG – Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan ada 12 kasus positif Covid-19 yang baru ditemukan yang tertular berasal dari klaster keluarga.

“12 kasus positif Covid-19 yang baru ditemukan sebagian besar tertular dari klaster keluarga, sehingga keluarga yang menjadi klaster Covid-19 di Kota Bogor juga terus bertambah,” ujar Sri Nowo Retno di Bogor, Sabtu (22/08/2020)

Salah satu keluarga yang menjadi klaster dari 12 warga yang terkonfirmasi positif adalah, seorang ibu berusia 36 tahun serta dua orang anak balitanya di Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan Bogor Barat, setelah ketiganya dinyatakan terkonfirmasi positif.

Baca Juga:  Tim Observatorium Bosscha Lakukan Pengamatan Hilal di Lembang Bandung Barat

Dengan adanya tambahan 12 pasien baru yang positif, maka kasus positif Covid-19 di Kota Bogor higga Sabtu (22/08/2020) seluruhnya menjadi 479 orang

Sementara, kasus pasien positif yang sembuh pada Sabtu ada 10 orang sehingga seluruhnya ada 265 pasien sembuh. Dari jumlah tersebut, persentase kasus sembuh menjadi 55,32 persen.

Baca Juga:  Selain Pasokan Vaksin, NIK Menjadi Kendala Vaksinasi di Purwakarta

Retno menjelaskan, dari kasus positif COVID-19 seluruhnya, yakni 479 orang, sebanyak 265 kasus berhasil sembuh, 26 kasus positif meninggal dunia, dan yang masih dalam perawatan di rumah sakit ada 188 orang.

Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengkhawatirkan wilayahnya bisa kembali menjadi zona merah atau berisiko tinggi, karena penularan COVID-19 trennya terus meningkat, yang lebih banyak dari klaster keluarga.

Baca Juga:  Waduh, Meski Jadi Klaster Covid-19 Pasar Di Kabupaten Bogor Ini Tetap Buka

“Adanya penularan COVID-19 di lingkungan permukiman dan keluarga, sangat mengkhawatirkan, karena keluarga saling kontak erat dan warga di permukiman saling berkunjung,” kata Bima Arya Sugiarto, di Kota Bogor, Rabu (19/8).

Menurut Bima Arya, peningkatan penularan COVID-19 dari klaster keluarga menunjukkan adanya pergeseran tren dari penularan imported case menjadi local case. (Red)