Veteran Sedih dan Kecewa Tugu Peta Tasikmalaya Terbengkalai

JABARNEWS | TASIKMALAYA – Belasan veteran dari Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) bernostalgia dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada di Kota Tasikmalaya, Minggu (23/8/2020).

Mereka kaget ketika melihat kondisi Tugu Peta, yang berada di Jalan Veteran, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya. Tugu itu sama sekali tidak terawat. 

Tulisan keterangan dalam di tugu telah tak terbaca, media tulisan juga berpecahan. Seharusnya di tugu itu tertulis keterangan Tentara Sukarela Pembela Tanah Air.

Keterangan yang masih bisa didapat dari tugu itu hanyalah waktu peresmiannya, yaitu 13 Juni 2000. Tugu itu diresmikan oleh Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI S Supriadi.

Di bawahnya, terdapat kutipan kalimat Bung Karno mengenai Peta. “Peta alat yang vital bagi revolusi kita dan mereka adalah patriot dan pahlawan revolusi dalam mencapai Indonesia merdeka.”

Baca Juga:  Tenaga Medis Di Jabar Butuh APD

Ketua LVRI Tasikmalaya, Jojo Ruskandi mengaku sedih melihat kondisi Tugu Peta. Ia merasa, kondisi itu menggambarkan betapa bangsa Indonesia saat ini tak lagi mengingat jasa para pejuang kemerdekaan.

“Kalau melihatnya, kita ingat dengan orang tua dan rekan-rekan kita pejuang yang telah gugur. Melihat kondisi monumennya seperti itu, bukan sedih lagi, tapi kecewa. Karena monumen yang menandakan perjuangan pejuang itu tak dipelihara,” kata dia kepada Republika.

Ia sempat berdiam diri lama di samping tugu itu ketika datang ke lokasi tersebut. Seolah tak percaya, monumen perjuangan bangsa merebut kemerdekaan bernasib seperti itu. 

Baca Juga:  Puluhan HP Milik Napi di Lapas Purwakarta Dibakar

Jojo menjelaskan, tempat itu memiliki sejarah yang cukup penting dalam perjuangan para pejuang di Tasikmalaya. Di tempat itu, ia mengatakan terdapat markas cikal bakal Peta di Tasikmalaya. 

Tugu itu kini tak lagi nampak sebagai tempat bersejarah. Tak ada orang-orang yang menperhatikannya. Di sekitaran tugu itu, orang-orang biasanya hanya memarkirkan kendaraan sebelum ke supermarket.

Jojo berharap, pemerintah daerah bisa memberikan sedikit perhatiannya dalam mengurus monumen bersejarah. Sebab, tempat itu merupakan saksi perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekannya.

Meski tak ikut langsung angkat senjata, tapi ia tahu rasanya hidup dalam ketegangan militer.  “Saya waktu 10 tahun ikut orang tua yang menjadi laskar rakyat. Saya juga dulu mengungsi karena Belanda sudah masuk Tasikmalaya,” katanya.

Baca Juga:  Kasus Omicron Pelaku Perjalanan Jakarta Bogor Bisa Terlacak, Asal...

Lelaki yang pensiun dari militer dengan pangkat kapten itu tahu betul, perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan tak sembarangan. Tak bisa dibayangkan oleh masyarakat saat ini.

Menurut dia, dahulu para pejuang ikut angkat senjata tanpa memikirkan upah. Mereka berkorban harta, bahkan nyawa untuk mempertahankan Indonesia yang merdeka.

“Adalah kewajiban pemerintah untuk merehab tugu itu. Kita saat ini bisa sebebas sekarang atas perjuangan pejuang. Tolong hargai para pejuang itu,” kata dia.

Ketua perkumpulan Mantan Narapidana Tasik atau yang biasa disebut Manasix, Asep Ugar, yang menggagas kegiatan para veteran keliling Kota Tasikmalaya, menilai, bangsa yang besar seharunya menghormati jasa pahlawannya. (Red)