Korban Investasi Bodong Cianjur Datangi Bareskrim, Ini Alasannya

JABARNEWS | CIANJUR – Korban investasi bodong di Cianjur, Jawa Barat, mendatangi Bareskrim Mabes Polri guna memastikan laporan mereka ke Mapolres Cianjur yang belum mendapat kepastian.

“Kami hanya ingin kasus ini segera tuntas dan HA ditetapkan sebagai tersangka karena sejak satu bulan terakhir. Kami dan keluarga sangat terbebani karena sering didatangi anggota yang minta kejelasan dari uang sudah mereka serahkan,” kata Dewi Fatimah seorang ketua kelompok saat dihubungi, seperti dilansir dari laman Antara, Senin (24/8/2020).

Baca Juga:  KRL Bogor Di Bantu 150 Bus Gratis Serta Tambah Jam Operasional, Ini Waktunya

Ia menjelaskan kedatangan mereka ke Bareskrim Mabes Polri sebagai upaya mempercepat proses hukum yang sudah mereka laporkan ke Mapolres Cianjur, namun hingga saat ini belum mendapat kepastian kasus ini.

Dia mengakui kedatangannya ke Mabes Polri atas permintaan anggota dengan harapan kasus tersebut segera tuntas dan uang mereka dapat dikembalikan HA pemilik investasi yang sudah berkali-kali mengumbar janji.

“Kalau memang sudah dinaikkan ke penyidikan, kami harap segera ditetapkan status tersangkanya, kami sudah melapor beserta barang bukti penyetoran uang pada HA. Selama menjadi peserta investasi tersebut saya dan anggota sudah menyetor uang Rp7 miliar,” katanya.

Baca Juga:  Delapan Instansi Buka Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2022, Berikut Cara Daftarnya

Sementara Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Anton mengatakan hingga saat ini pihaknya masih memburu HA pemilik investasi bodong sambil mengumpulkan barang bukti yang masih kurang, sehingga pihaknya belum bisa menetapkan terlapor sebagai tersangka.

Namun pihaknya akan menetapkan HA sebagai tersangka setelah barang bukti lengkap dan membawanya ke Mapolres Cianjur, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya yang membuat korban mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.

Baca Juga:  Perahu Terbalik, Remaja Ini Tenggelam di Perairan Waduk Cirata

“Untuk sementara berdasarkan laporan korban dari Cianjur yang diwakili masing-masing ketua kelompok dengan jumlah anggota mencapai ribuan orang, mengalami kerugian mencapai Rp9 miliar. Kami akan lengkapi data dan bukti sebelum menetapkan sebagai tersangka, hingga saat ini terlapor masih dalam pengejaran,” katanya. (Ara)