Waspada! Laut Selatan Jabar Masih Berpeluang Terjadi Gelombang Tinggi

JABARNEWS | BANDUNG – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMK G) menungkap gelombang tinggi hingga sangat tinggi masih berpeluang muncul di perairan selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Tinggi gelombang yang masuk kategori tinggi berkisar 2,5-4 meter, sedangkan kategori sangat tinggi berkisar 4-6 meter, ujar Analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap, Rendi Krisnawan, (25/08/2020).

Ia menjelaskan, hal itu bisa terjadi dikarenakan angin laut di perairan tersebut masih dipengaruhi puncak angin timuran yang berlangsung pada bulan Juli-Agustus.

Baca Juga:  HMI Jabar: Ini Empat Poin Penting Penanganan Covid-19 di Jabar

“Itu karena angin di wilayah perairan selatan Jabar-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY masih tergolong kencang,” ujarnya.

Terkait dengan hal itu, dia mengimbau nelayan maupun masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir selatan Jabar-DIY untuk tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya gelombang tinggi hingga saat tinggi.

Sementara untuk perkembangan cuaca di Jateng bagian selatan, Rendi mengatakan berdasarkan analisis yang dilakukan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, beberapa wilayah diprakirakan telah melewati puncak musim kemarau.

Baca Juga:  7 Provinsi Berstatus Siaga Cuaca Ekstrem, BMKG Imbau Masyarakat Waspada Bencana Hidrometeorologi

“Suatu wilayah dikatakan telah melewati puncak musim kemarau jika hasil analisis terhadap curah hujan yang terjadi saat itu masuk dalam kategori rendah atau berkisar 0-50 milimeter,” katanya.

Ia mengatakan berdasarkan hasil analisis curah hujan yang dilakukan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang pada dasarian ketiga bulan Juli dan dasarian pertama bulan Agustus 2020, curah hujan di sebagian besar wilayah Jateng selatan saat itu berkisar 0-50 milimeter atau masuk kategori rendah.

Baca Juga:  Hutan Perhutani Di Blok Pamuruyan Tarbakar

Sementara pada dasarian kedua bulan Agustus, curah hujan di beberapa wilayah Jateng bagian selatan masuk kategori rendah hingga menengah atau 0-150 milimeter.

“Dengan demikian, beberapa wilayah Jateng selatan seperti sebagian Cilacap, sebagian Banyumas, dan sebagian Kebumen diprakiraka telah melewati puncak musim kemarau,” ujarnya. (Red)