Ridwan Kamil Klaim Tidak Ada Lagi Zona Merah di Jabar, Ini Alasannya

JABARNEWS | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat sudah mengklaim tidak ada lagi wilayah yang masih berstatus zona merah atau risiko tinggi penularan di Jawa Barat.

Dalam kegiatan rapat koordinasi mingguan Gugus Tugas Jabar di Makodam III/Siliwangi di Kota Bandung Ridwan Kamil menerangkan daerah yang terakhir berstatus zona merah pada minggu lalu yakni Kota Depok.

“Status per minggu ini tidak ada zona merah (di Jabar, red.), terakhir minggu lalu ada Kota Depok,” kata Ridwan Kamil, Selasa (25/8/2020).

Secara rinci, dari total Kabupaten dan Kota se-Jabar masih ada 17 daerah yang masuk zona kuning (risiko rendah) dan 10 daerah zona oranye (risiko sedang). Dari data tersebut hanya tinggal Kota Depok yang masih berstatus zona merah.

Selain itu, Ridwan Kamil juga mengatakan per 22 Agustus, pihaknya berhasil menekan Angka Reproduksi Efektif (Rt) sehingga berada di bawah angka satu yakni 0,92, sedangkan angka Rt rata-rata Jabar berdasarkan hitungan Bappenas RI ada di angka 1,01.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Tempati Posisi Lima Untuk Capres 2024 Versi Indikator

“Angka reproduksi Covid-19 Jawa Barat ini termasuk yang rendah, karena berada di urutan 26 terendah dari 34 provinsi yang ada di Indonesia,” terangnya.

Langkah selanjutnya, dikatakan Ridwan Kamil, Gugus Tugas Covid-19 Jabar terus berupaya meningkatkan pengetesan melalui tes usap metode Polymerase Chain Reaction (PCR).

Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar (Pikobar) hingga Selasa, pukul 14.00 WIB, terdapat 203.306 tes PCR dilakukan di Jabar.

Mulai pekan ini, pengujian PCR ditargetkan mencapai 50 ribu per pekan di 26 laboratorium dengan dukungan pengetesan lewat 27 unit PCR koper atau PCR portabel yang bisa digunakan ke pelosok daerah.

“Kami menargetkan mulai minggu ini, per minggu pengetesan PCR bisa 50 ribu per minggu dengan kapasitas di 26 laboratorium ditambah 27 portabel PCR yang sudah kita bagikan untuk mengetes di pelosok-pelosok (daerah, red.) yang kurang terjangkau peralatan yang canggih,” katanya.

Baca Juga:  Jelang Pilkada Ridwan Kamil Sampaikan Langkah Antisipasi Penyebaran Covid-19

Selain itu, dalam acara rapat tersebut Ridwan Kamil juga berharap dari langkah tersebut protokol kesehatan tetap menjadi prioritas warga Jabar sehingga tidak ada lagi peningkatan dan perkembangan reproduksi Covid-19 di Jabar.

“Mudah-mudahan tidak ada, kalau ada lonjakan berarti itu pola dari ‘long weekend’ yang nanti jadi evaluasi pengambilan keputusan dalam penanganan di pariwisata. Dan kalau tidak ada lonjakan berarti itu relatif protokol (kesehatan) kita selama long weekend sangat baik,” harapnya.

Rapat tersebut juga dihadiri oleh Ketua Harian Gugus Tugas Jabar Setiawan Wangsaatmaja melaporkan positivity rate per 100 orang melalui pengetesan metode PCR per 23 Agustus di Jabar adalah 20 persen. Menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka positivity rate per 100 orang harus lima persen.

Baca Juga:  Ridwan Kamil serta Istri Negatif Covid-19

“Jumlah pengetesan kami (Jabar, red.) jika melihat standar WHO satu persen dari jumlah penduduk, memang masih belum memenuhi,” ujarnya.

Pada AKB sekaligus pemulihan ekonomi, ia menjelaskan masyarakat yang tinggal di rumah cenderung menurun. Artinya, sudah banyak masyarakat yang melakukan aktivitas di luar rumah.

“Jadi, yang tinggal di rumah cenderung menurun, artinya banyak orang yang keluar. Dan kasus (terkonfirmasi positif COVID-19, red.) cenderung meningkat. Ini sangat berkorelasi kuat antara orang-orang yang tidak tinggal di rumah atau beraktivitas di luar (rumah, red.) dengan pertambahan kasus yang cenderung terus meningkat,” ujarnya.

Dia mengingatkan masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M agar bisa beraktivitas dengan aman di masa AKB. (Red)