Zona Hijau di Jabar Turun, Jumlah Sekolah Tatap Muka pun Berkurang

JABARNEWS | BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat merevisi jumlah sekolah tingkat SMA/SMK yang boleh menggelar sekolah tatap muka.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar Dedi Supandi mengatakan, peningkatan kasus positif Covid-19 di semua daerah menjadi alasan dari keputusan tersebut.

Menurut dia, jumlah sekolah tingkat SMA/SMK yang dibolehkan menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) secara langsung kini menjadi 50 sekolah. Sebelumnya, sekolah tatap muka dibolehkan digelar di 71 sekolah.

Zona hijau yang berkurang selama beberapa pekan terakhir menjadi pertimbangan. Semula, ada 228 kecamatan yang masuk dalam kategori zona hijau, sekarang turun jadi 190 kecamatan.

Baca Juga:  Penghormatan Pada Merah Putih, Pengendara di Kota Bandung Berhenti Sejenak

“Per kemarin, daftar sekolah yang tatap muka itu turun menjadi 50 dalam dua pekan kemarin,” kata Dedi di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (2/9/2020).

Realisasi aktivitas belajar mengajar di sekolah untuk puluhan sekolah tersebut harusnya dilaksanakan secara bertahap mulai 18 Agustus 2020 lalu.

Pertimbangannya, semua sekolah yang masuk persyaratan sudah memenuhi kriteria sarana prasarana dan konektivitas internet.

Baca Juga:  Inilah Nama Pemenang Desain Ibu Kota Negara Baru

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan bahwa terjadi peningkatan kasus, terlebih ditemukan kasus positif Covid-19 di sejumlah sekolah.

Ia mencontohkan yang terjadi di Kota Cimahi dan Kabupaten Majalengka. Di dua daerah tersebut ada sekolah yang sudah siap secara sarana dan prasaran.

Namun, saat swab test ditemukan ada guru yang terkonfirmasi positif Covid-19. Keputusan untuk mengurangi atau membatalkan beberapa sekolah untuk menggelar kegiatan belajar langsung sudah melalui pertimbangan dan parameter yang jelas.

Baca Juga:  PT Astra Internasional Tbk Resmi Luncurkan New Astra Daihatsu Sigra

“Contoh Cimahi melaporkan dari 3 ribu yang akan dites, baru 200-an sekian yang dites, dan sudah ada 13 guru yang terpapar positif COVID-19. Maka rencana Cimahi di zona hijaunya itu kita batalkan,” kata dia.

“Semua keputusan harus berdasarkan parameter yang terukur, pada saat keterukurannya gagal maka risiko itu kita berhentikan, dan kita tidak izinkan tapi kepada yang masih mungkin kita akan monitor terus,” pungkasnya. (Yoy)