Persib Tersiksa dengan Jadwal Baru Hingga Perjalanan Menggunakan Bus

JABARNEWS | BANDUNG – Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts mengungkapkan keluh kesahnya terkait jadwal dan aturan baru dari kompetisi lanjutan Liga 1 2020. Menurutnya, banyak aspek yang tidak wajar dari segi penjadwalan liga.

Menurut Robert, jadwal lanjutan Liga 1 2020 terlalu padat. Tim-tim peserta dipaksa untuk bermain sebanyak 6 kali setiap bulannya. Tentunya, jadwal padat tersebut akan sangat melelahkan bagi para pemain.

Belum lagi dengan aturan baru yang dimana setiap tim diharuskan menggunakan bus di setiap laga tandang mereka. Hal tersebut tentunya sangat memberatkan lantaran jika Persib mendapat jadwal tandang ke daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta, mereka harus menempuh perjalanan selama 7-9 jam. Belum lagi jika ke Jawa Timur, Persib harus rela meluangkan waktu perjalanan selama 16-18 jam.

Baca Juga:  Baru Bebas, Bahar bin Smith Dapat Peringatan dari Petugas Pemasyarakatan

“Ada sesuatu yang sulit untuk diterima dari jadwal liga yang baru, kami harus melalui dahsyatnya perjalanan darat. Saya agak bertentangan dengan ini, saya tidak mendukung jadwal ini. Tetapi saya tahu mereka berusaha membuat liga ini untuk berjalan kembali dan memikirkan banyak aspek, tetapi kenapa liga harus selesai pada Februari,” ujar Robert Alberts saat diwawancara pada Jum’at (5/9/2020).

Menurut Robert, kompetisi Liga 1 2020 terlalu dipaksakan untuk dilaksanakan secara terburu-buru. Disisi lain, opini dari dirinya pun sama sekali tidak didengar oleh PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator kompetisi.

Baca Juga:  Pasca Gempa, PHRI Sebut Okupansi Hotel di Pangandaran akan Alami Penurunan

Padahal, ia dan para pelatih lainnya lah yang hafal betul teknis di lapangan. Ia menyebut seharusnya PSSI dan PT LIB mau mendengar masukan dan opini dari mereka yang paham kondisi teknis pertandingan.

“Ini tentunya membuat kompetisi berjalan seolah terburu-buru, banyak sekali pertanyaan dari saya tentang ini. Disatu sisi kami harus patuh terhadap peraturan dari PSSI, tetapi kami sebagai pelatih dan orang yang paham dalam teknis sama sekali tidak diminta pendapat sebelum diambil keputusan,” papar Robert.

“Saya kira ini salah, orang-orang yang berada di lapangan seharusnya menjadi suara kuat untuk pengambilan keputusan pada jadwal liga. Saya pernah menjadi Direktur Teknik di Malaysia dan Korea Selatan, ketika itu saya menangani ini dengan cara yang berbeda,”

Baca Juga:  Peluang dan Tantangan Negara Maritim

Atas dasar hal tersebut, Robert pun meminta agar jadwal dan peraturan liga bisa dirundingkan kembali. Karena jika tidak, Persib dan tim-tim lainnya merasa tersiksa dengan jadwal dan aturan baru.

“Sebaiknya liga ini kembali diatur sebagaimana mestinya dengan baik. Kami sama sekali tidak ditegur dan opini kami tidak didengar, ini situasi yang sulit. Kami dituntut patuh dengan jadwal ini, tapi ini sangat menyiksa bagi kami,” pungkasnya. (CR4)