Kasus Terus Meningkat, Anggaran Penanganan Covid-19 di Cimahi Baru 36 Persen

JABARNEWS | CIMAHI – Pemkot Cimahi menyiapkan anggaran hingga Rp 195 miliar untuk penanganan Covid-19. Sampai Agustus, anggaran yang terserap baru Rp 69 miliar atau 36 persen.

Dana penanganan Covid-19 itu merupakan hasil refocusing dan realokasi di APBD Kota Cimahi tahun 2020, yang dihimpun ke dalam Bantuan Tak Terduga (BTT).

“Dari total Rp 195 miliar, baru diserap sekitar Rp 69 miliar atau sekitar 36 persen,” kata Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna, Sabtu (12/9/2020).

Hingga saat ini, anggaran Covid-19 masih menyisakan Rp 126 miliar. Ajay menyebutkan, masih banyaknya sisa anggaran tersebut bukan berarti pihaknya membatasi belanja kebutuhan penanganan Covid-19.

Baca Juga:  Wow, Timnas Indonesia U-16 dapat Bonus Rp1 Miliar dari Presiden Jokowi

Penggunaan anggaran, kata Ajay, dilakukan secara efisien dan tepat guna untuk kepentingan penanganan pandemi virus korona. “Terus mengoptimalkan untuk bagaimana tepat sasaran dan tepat guna, bukan berarti dihamburkan,” ujarnya.

Dikatakan Ajay, BTT tersebut tak akan tersentuh saat APBD Perubahan yang saat ini tengah dibahas. Sebab anggarannya masih dibutuhkan untuk penanganan Covid-19.

Apalagi, tren kasus Covid-19 cenderung terus mengalami penambahan. Kondisi tersebut otomatis biaya belanja untuk kebutuhan penanganan akan terus dilakukan.

Baca Juga:  Begini Fakta Terjadinya Seorang Anak yang Memukul Ibu Hingga Tewas

Dirinya mencontohkan, seperti keperluan barang habis pakai untuk kelengkapan swab test. “Untuk menjaga sampai Desember, ini kan kebutuhan rumah sakit misalkan yang sekali habis pakai itu kan terus,” tukasnya.

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Cimahi, Achmad Nuryana menambahkan,

refocusing dan realokasi anggaran mendapat arahan langsung dari pemerintah pusat.

Anggaran tersebut dipangkas dari program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot Cimahi.

“Jadi yang refocusing dari SKPD, seperti dari belanja modal, belanja barang dan jasa difokuskan ke BTT,” jelas Achmad.

Baca Juga:  Rombongan Pemancing Alami Kecelakaan di Purwakarta, Begini Kronologisnya

Ia mengatakan, anggaran BTT yang sudah terserap digunakan untuk berbagai penanganan Covid-19. Seperti belanja Jaring Pengaman Sosial (JPS) atau bantuan untuk masyarakat terdampak dan pengadaan di bidang kesehatan.

“Misalnya, pengadaan alat rapid test, APD,” ucapnya.

Untuk anggaran BTT tersisa, beber Achmad, akan menunggu petunjuk dari pemerintah pusat berdasarkan perkembangan kasus virus korona.

Namun, jika tidak terserap tahun ini, maka akan menjadi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA). “Tergantung keputusan pusat saja dan lihat perkembangan. Mudah-mudahan kasusnya menurun, status daruratnya dicabut,” ujarnya. (Yoy)