Bekali Diri, FPSH-HAM Purwakarta Gelar Kajian Pernikahan

JABARNEWS | PURWAKARTA – Tradisi pernikahan yang bertumpu pada kemewahan pada saat akad maupun resepsi selayaknya ditinjau kembali.

Pasalnya, pernikahan bukan hanya soal mas kawin, barang bawaan apalagi resepsi yang tak jarang hasil berhutang ke sana kemari. Bukan hanya karena pandemi saat ini, melainkan sepanjang masa mulai hari ini.

Maka dari itu, Forum Pelajar Sadar Hukum dan Hak Asasi Manusia (FPSH-HAM) Kabupaten Purwakarta, menggelar kajian pelajar dengan mengangkat tema Pernikahan dini dalam perspektif pelajar, Sabtu 12 September 2020, kemari di Aula Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Purwakarta.

Ketua FPSH-HAM Kabupaten Purwakarta melalui Bobby Mahesa, mengatakan, sebuah pernikahan adalah ikatan suci dan tangga pertama pembentukan sebuah keluarga yang didasari oleh nilai-nilai luhur kemanusiaan yang diajarkan seluruh agama disertai nilai-nilai spiritualitas yang tersambung pada hubungan manusia dengan tuhannya hingga akhirat kelak.

Baca Juga:  Ini Pesan Kajati Jabar Saat Lantik Dua Asisten

“Latar belakang kajian ini adalah adanya fenomena pernikahan dini di kalangan generasi muda, bahkan adanya beberapa kasus pelecehan terhadap para pelajar yang dilakukan oleh orang-orang dewasa. Untuk itu, kami mencoba mengingatkan terutama kepada para pelajar tentang pernikahan ini,” tutur Bobby, pada Minggu (13/9/2020).

Dengan kajian ini, sambung dia, dirinya berharap para pelajar dapat menyadari kehormatan dan kemuliaan dirinya dan masa depannya.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Jamin Keamanan Selama Peribadatan Hari Paskah

“Pengetahuan menjadi faktor penting kesadaran ini,” tegas putra salah seorang pengacara ternama di Purwakarta itu.

Dalam kajian tersebut, nampak hadir, Kabid Kepemudaan serta beberapa staf kepemudaan mendampingi acara. Tampil sebagai narasumber utama, Ridha Pangestu Widia Astuti lulusaan Sekolah Pendidikan Pra Nikah Angkatan ke-39 yang diselenggarakan oleh Yayasan Salman ITB Bandung.

Terlihat, para peserta yang notabene para generasi muda Purwakarta sangat antusias mengikuti acara yang dilaksanakan hingga siang hari.

Menurut, Mutiara, salah satu peserta  dari pelajar SMAN 1 Purwakarta, kajian seperti ini sangat diperlukan, sebagi upaya edukasi pernikahan dini sejak usia pra baligh dalam rangka memahami beban amanah menikah yang bukan sekedar hasrat sesaat. 

Baca Juga:  Peringati HAN, 58 Anak di LPKA Bandung Dapat Remisi

“Alhamdulillaah, kami dapat ilmu pengetahuan mendasar tentang pernikahan ini. Tentu ini akan menjadi bekal berharga bagi generasi muda seperti kami di masa depan,” ucap Mutiara.

Sebuah pernikahan, lanjut dia, harus bertumpu paling tidak pada 4 pilar, yakni saling mencintai yang tulus, komitmen, komunikasi dan janji setia.

“Yang paling penting harus diperhatikan pula dalam pernikahan oleh generasi muda adalah ilmu agama, kesehatan calon pasangan, dan kematangan psikologisnya,” ungkap Mutiara, diamini peserta lainnya. (Gin)