Kebakaran Pontren Innayatul Fikriyah Renggut Nyawa Guru dan Santri

JABARNEWS | CIANJUR – Kebakaran Pondok Pesantren (Pontren) Innayatul Fikriyah di Kampung Legokringgit, RT 2 RW 4, Desa Sukajaya, Kecamatan Tanggeung, Kabupaten Cianjur menyisakan duka mendalam.

Selain bangunan yang hangus dilalap api, dalam kebakaran yang terjadi pada Minggu (13/9/2020) malam itu pun terdapat korban jiwa dan luka. Tercatat dua orang meninggal dan dua orang lainnya mengalami luka ringan.

Kapolsek Tanggeung AKP AW Nasution mengatakan, polisi telah meminta keterangan dari beberapa warga terkait kejadian kebakaran di pontren tersebut.

Baca Juga:  Giliran Pedagang di Pasar Cirebon Jalani Tes Massal Covid-19, Ini Hasilnya

“Api membakar tiga unit bangunan, dua rumah dan satu pontren (asrama atau kobong santriwati). Sekitar pukul 3.20 WIB,” kata Nasution.

Kobaran api, masih terang Nasution, dapat dipadamkan oleh petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) dari Pos Unit Sidangbarang. Damkar mengerahkan satu unit mobil pemadam untuk menjinakkan api.

“Untuk sementara kejadian kebakaran diduga dari konsleting listrik,” ujar Nasution.

Ia menambahkan, kejadian tersebut merengut dua nyawa, dan saat ini dua orang masih dalam perawatan. 

Baca Juga:  Begini Cara Membersihkan Lem Bekas Stiker Pada Motor

“Itu diakibatkan dari sengatan kabel listrik yang masuk ke kolam,” katanya.

Petugas BPBD Kabupaten Cianjur, Rohmat menyatakan hal serupa. Menurut dia, penyebab kebakaran diduga berasal dari korsleting listrik. 

“Hingga membakar dua unit rumah warga dan majelis beserta pondok pesantren,” kata Rohmat, yang biasa disapa Aang Demat.

Adapun dua korban tewas dalam kebakaran tersebut adalah seorang guru bernama Muiz Safaat (27) dan seorang pelajar bernama Redy (17).

Baca Juga:  Pemuda Mulai Mantapkan Diri Sebagai Caleg Millenial

Sementara korban luka ringan yaitu Awaz (18) yang merupakan santri Pontren Innayatul Fikriyah. Ketua RT setempat, Baehaki (50) juga ikut mengalami luka ringan.

Menurut Rohmat menambahkan, berdasarkan laporan dari petugas Kecamatan Tanggeung, ada sekitar 44 santriawan dan santriawati yang menimba ilmu di pontren tersebut. 

“Semuanya sudah terdata dan dicatat, untuk menjadi bahan laporan,” ujar Rohmat. (Mul)