Batik Khas Purwakarta, Warnai Pelantikan Dewan Pendidikan

JABARNEWS | PURWAKARTA – Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi turun menurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik daerah tertentu.

Salahsatunya motif batik yang dirancang oleh para kawula muda dari Kabupaten Purwakarta. Inovasi batik itu diberi nama Batik Khas Purwakarta.

Sebagai apresiasi berhadapan karya anak muda Purwakarta itu, dalam agenda pelantikan Dewan Pendidikan (Wandik) Kabupaten Purwakarta kemarin (Senin,14/9/2020), para pengurusnya kompak menggunakan batik yang memiliki ciri atau karakter masyarakat Purwakarta yang tumbuh berkembang itu.

“Tentunya kita sangat mengapresiasi dan bangga dengan kreativitas anak muda Purwakarta yang perlu didukung oleh semua pihak agar bisa berkembang sehingga karyanya dapat menjadi batik khas Purwakarta, Jawa Barat bahkan Nasional. Suatu saat mungkin bisa menjadi produk unggulan yang memiliki daya saing tinggi,” kata Ketua Wandik Kabupaten Purwakarta, Agus Marzuki di sela-sela kegiatanya.

Baca Juga:  Siap Terapkan New Normal, PSBB Tasikmalaya Berakhir 29 Mei

Dijelaskan Agus, Ini sebuah inovasi dan kreativitas yang patut diacungi jempol. Tentunya inovasi batik di Purwakarta ini melalui proses panjang, dan dimulai dari pendidikan yang baik.

Agus mengakui, pihaknya pernah diundang oleh Bidang Kepemudaan Disporaparbud Purwakarta bertemu dengan salah seorang mojang berprestasi tingkat Jawa Barat asal Purwakarta yang telah mengembangkan motif batik khas Purwakarta, yakni motif cengkeh, pala, simping dan buah manggis.

“Nama anak muda dari Kecamatan Wanayasa itu, Wida Awaliya. Kami kira ini salahsatu wujud konkrit keberhasilan pendidikan berkarakter di Purwakarta yang sudah dimulai pada masa kepemimpinan Bupati Dedi Mulyadi. Dan, baru saja saya dapat kabar artikel Wida Awaliya telah masuk dalam jurnal ilmiah internasional dengan judul The Training of Typical Purwakarta Batik Design Creation in Improving Culture Existence kategori Creative Industry Based on Arts and Culture,” papar Agus.

Baca Juga:  Susul DKI Jakarta, Pemkot Depok Mulai Uji Coba PSBB

Terpisah, Kabid Kepemudaan, Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Purwakarta, Ahmad Arif Imamulhaq, saat dimintai tanggapannya mengenai hal tersebut, menyampaikan bahwa sejauh ini bidang kepemudaan berikhtiar mengawal generasi muda dengan beragam potensi yang dimilikinya dengan mendasarkan pada pendidikan karakter.

Menurut Pria yang akrab disapa Arif itu, dengan kewenangan yang diberikan oleh bupati dalam urusan kepemudaan ini, pihaknya terus berikhtiar mengawal anak-anak muda pada usia 16-30 tahun dengan mendorong dan memotivasi mereka agar selalu berani berinovasi dan mengembangkan kreativitasnya.

“Ada energi besar pada diri anak-anak muda yang mesti disalurkan pada jalur positif dan bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Namun, kami tidak mungkin berjalan sendirian, perlu kolaborasi dan sinergitas dengan stakeholder terkait guna mengawal generasi ini,” ujar Pria yang terkenal dengan keramahannya itu.

Arif berharap pembinaan generasi muda ke depan dapat lebih baik dengan mengedepankan pendidikan berkarakter, prinsip kemandirian berkarya sejalan dengan semangat kewirausahaan serta penyediaan fasilitas sarana prasarana yang memadai.

Baca Juga:  Seorang Wanita di Purwakarta Diduga Ditolak Rumah Sakit untuk Melahirkan

“Dalam hal pembinaan generasi muda, yang utama adalah pendidikan karakternya,” ucap Arif.

Karakter itu, sambung dia, terdiri dari karakter kinerja dan karakter moral. Karakter kinerja semisal rajin, berani, disiplin dan bertanggung jawab. Adapun karakter moral di antaranya jujur, sopan santun, dan memiliki kebaikan hati yang tulus.

“Insyallaah tahun depan sesuai arahan ibu Bupati, kami akan merencanakan pembangunan gedung Kwarcab Pramuka dan Gelanggang Generasi Muda yang dapat dimanfaatkan untuk pembinaan generasi muda yang lebih istimewa. Dan, rencananya pada tanggal 2 Oktober nanti, kami akan menggelar Festival Membatik bekerjasama dengan Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian, dan para perajin batik lainnya dengan melibatkan para pelajar dan warga masyarakat Purwakarta,” pungkasnya. (Gin)