Cerita Janda Buka Salon Gratis, dari Narkoba hingga Menggelandang

JABARNEWS | BANDUNG BARAT – Janda ibu dan anak, Isye (42) dan Shifa (23), memberikan pelayanan potong rambut gratis tiap Jumat di wilayah Bandung Raya.

Kerja sukarela itu mereka lakukan sejak pandemi Covid-19, justru setelah pendapatan dari usaha salon kecantikan yang dilakoni mengalami penurunan signifikan.

Isye bercerita, kemampuannya dalam hal kecantikan bermula ketika dia menjalani rehabilitasi narkoba pada 1996. Di situ dia mengambil pelatihan salon kecantikan.

“Beberapa bulan pelatihan, saya magang, langsung diangkat kerja di salon ternama. Saya kerja tiga tahun sambil sekolah kecantikan lagi,” kata Isye, di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (18/9/2020).

Untuk menjadi stylish, kata dia, tetap harus mengikuti sekolah. Berbekal pendidikan nonformal yang mumpuni, kariernya pun kian menanjak, hingga pada 2010 dipercaya menjadi manajer salon besar.

Baca Juga:  Pemain Persib Junior Ini Latihan Di Tengah Sawah

“Jatuh bangun sudah saya alami, saya pernah kerja di salon orang lain, pernah juga buka salon sendiri. Sekarang saya membuka home service salon atau salon panggilan,” katanya.

Ketika sang suami meninggal dunia, kisah Isye, perekonomian keluarga pun ambruk. Bersama anak-anaknya, dia bahkan sempat menggelandang selama beberapa bulan.

“Kami pernah menghuni bekas puskesmas di Lembang, bersama dengan anak-anak punk,” kata Isye, yang memiliki delapan anak, paling kecil berumur lima tahun.

Meski begitu, Isye berupaya bangkit dengan membuka salon panggilan. Dibantu oleh anaknya, dia mempromosikan jasa salon kecantikan melalui web Isyestylisthome.com dan Instagram @isye.stylist. 

Potong rambut, hair do, make up, dan berbagai perawatan kecantikan dipatok dengan harga beragam, dari Rp 50.000 sampai Rp 300.000. Dalam sebulan, Isye menargetkan pendapatan Rp 10 juta untuk menghidupi anak-anaknya.

Baca Juga:  Tiga Jenis Olahraga Ini Cocok Dilakukan Oleh Pengidap Penyakit Jantung

“Dulu, sebelum pandemi, saya bisa dapat belasan juta rupiah per bulan. Kebanyakan pelanggan saya orang India, Singapura, di sekitar Bandung Raya tapi ada juga yang dari luar kota,” tuturnya.

Terkait dengan salon gratis setiap Jumat, Isye mengaku melakukannya sebagai wujud syukur. Dia tak pernah meminta apapun untuk jasanya, kecuali dikirimkan Surat Al-Fatihah buat orangtuanya.

“Saya bisa begini berkat orangtua. Karena orangtua sudah enggak ada, saya cuma minta Al-Fatihah buat orangtua. Saya ingin amalan Jumat berkah ini buat orangtua saya yang sudah meninggal,” ucapnya.

Ke depan, Isye mengaku masih memendam impian untuk membuka lembaga pendidikan keterampilan. Dia ingin berbagi ilmu gratis buat kaum marginal, baik orang miskin, anak putus sekolah, maupun mantan pecandu narkoba.

Baca Juga:  Satgas Covid-19 Libatkan PWI Perkuat Sosialisasi Protokol Kesehatan

“Dulu saya orang seperti itu, jadi nanti kalau sudah sukses, saya ingin berbagi dengan orang-orang yang seperti saya juga,” kata perempuan yang pernah menjadi pelatih untuk program Dinas Sosial ini.

Sementara itu, Shifa mengaku banyak terinspirasi oleh ibunya, yang telah bekerja keras agar dia dan adik-adiknya bisa hidup layak dan mengenyam pendidikan.

“Makanya, saya ikhlas membantu apa yang dikerjakan ibu saya. Saya sudah mulai ikut-ikutan belajar kecantikan sejak umur empat tahun,” kata perempuan yang menjanda kurang dari dua tahun terakhir ini. (Yoy)