Klaster Industri Karawang Jadi Sorotan, Ini Kata Gugus Tugas Jabar

JABARNEWS | BANDUNG – Klaster industri Karawang Jawa Barat, kini menjadi sorotan akan banyaknya temuan kasus Covid-19. Padahal semua industri di telah menerapkan protokol kesehatan ketat selama operasional pabrik.

Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad meminta karyawan utuk patuh menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah dan di luar pabrik.

“Industri itu sudah ketat kalau saya lihat dalam menerapkan protokol kesehatan. Hanya itu keluar masuk industri itu. Mereka kan (buruh/karyawan) bekerja dari jam 6 pagi sampai jam 4 atau 5 sore, dari jam 5 sore sampai jam 6 pagi selanjutnya kan tidak terkontrol,” ujar Daud Achmad, Selasa dikutip dari Prfmnes, Selasa (29/09/2020).

Baca Juga:  Begini Cara Memilih Pinjol Agar Kalian Merasa Aman

Ia menjelaskan, hal inilah yang menjadi sorotan terkait adanya klaster industri di Karawang. Pasalnya, saat selesai jam kerja atau dalam perjalanan setiap karyawan pasti memiliki kontak dengan orang banyak.

Baca Juga:  Polres Purwakarta Gelar Oprasi Pekat Lodaya 2019, Ini Hasilnya

Sebagaimana diketahui, pada minggu lalu Kabupaten Karawang masuk dalam zona merah penyebaran covid-19 karena ditemukannya beberapa klaster industri. Namun kini setiap industri telah menanganinya dan mengarantina para pegawainya yang positif covid-19.

Untuk memudahkan pelacakan, setiap karyawan industri kini memiliki kewajiban untuk menulis jurnal kegiatan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pelacakan kontak erat.

“Pak gubernur minta untuk dicoba diwajibkan setiap karyawan itu menulis jurnal kemana saja mereka selama di luar rumah untuk memudahkan pelacakan,” jelasnya.

Baca Juga:  Beri Kemudahan Petani, Kementan Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Untuk Cianjur

Selain klaster industri, Gugus Tugas pun menyoroti klaste pesantren. Menurut Daud di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Kuningan ditemukan sebuah klaste covid-19 di sebuah pesantren.

“Itu juga sudah langsung ditangani, artinya pak bupati selaku ketua gugus langsung menghentikan kegiatan belajar mengajar di sana dan yang terpapar diminta untuk disediakan tempat isolasi di sana,” tukasnya. (Red)