Tekan Angka Stunting, BKKBN: Peran Keluarga Sangat Penting

JABARNEWS | BANDUNG – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berencana memutus mata rantai penyakit stunting dalam keluarga.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo, yang mengharapkan stunting di Indonesia pada 2024 bisa turun mencapai 14 persen dari yang semula pada tahun 2019 berada di angka 27,67 persen.

Oleh karena itu, Sekertaris Utama BKKBN, Tavip Agus Rayanto mengatakan bahwa stunting itu bicara tentang kualitas pra nikah kemudian hamil dan dilahirkan. Karenanya, kualitas dalam program kehamilan sangat penting untuk memutus mata rantai stunting di Indonesia.

“Mengapa pemerintah melalui pak presiden mengharapkan stunting core nya kalau bisa di BKKBN, salah satunya kalau bicara masalah penduduk itukan berarti bicara kualitas bukan hanya kuantitas,” kata Tavip di Bandung, Jumat (2/10/2020).

Baca Juga:  Tega! Suami Cekik Istri Hingga Tewas Lalu Dikubur di Bawah Ranjang

Lebih lanjut, dia menjelaskan, selama ini setiap pasangan muda yang hendak menikah, hanya terfokuskan untuk melakukan persiapan formal saja seperti KUA, pemeriksaan kesehatan, hingga keperluan ceremoninya semata.

Tetapi, ucao Tavip, masih sedikit pasangan yang menyadari akan pentingnya edukasi pra menikah, padahal edukasi sebelum menikah ini mampu memberikan wawasan kepada pasangan sehingga calon orang tua memahami apa yang harus diperhatikan ketika istri hamil ataupun ketika menghadapi permasalahan dalam rumah tangga.

Baca Juga:  Karyawan Perlu Tahu, Ini Besaran Pesangon yang Ditetapkan Perppu Cipta Kerja

“Nah, ketika di kementerian kesehatan itukan penangannya lebih dari segi medis dan klinis ketika anak sudah lahir, tapi kalau BKKBN, lebih ke bagaimana persiapan sebelum berkeluarga,” jelasnya.

“Jadi orang akan di lihat pada usia usia produktif itu, ini pun di lakukan untuk mewujudkan 2024 pengurangan stunting pada angka 14 persen. Itu alasannya kenapa tidak menyasar dari remaja,” tambahnya.

Hal senada juga diungkapkan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, Uung Kusmana menyampaikan bahwa saat ini pihaknya telah melakukan sejumlah cara agar target 14 persen itu bisa di wujudkan, mulai dari memberikan edukasi terhadap pasangan pra-menikah, pentingnya 1000 hari kehidupan, pemahaman tentang Generasi Berencana (GenRe) dan wajibnya memberikan ASI eksklusif bagi bayi.

Baca Juga:  Simak, Ini Cara Dapatkan Kartu Indonesia Pintar

“Untuk mewujudkan target 14 Persen stunting nasional, tentu kita pun harus bekerja keras terlebih Jawa Barat memiliki angka generasi muda tertinggi di Indonesia, sehingga perlu kerja ekstra untuk hal ini, selama ini sejumlah program seperti 1000 hari kehidupan, edukasi pra-menikah, Generasi berencana hingga pentingnya manfaat ASI,” tutupnya. (Rnu)