Ridwan Kamil: OTG di Bodebek Akan Dipindahkan ke Tempat Isolasi

JABARNEWS | DEPOK – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pasien orang tanpa gejala (OTG) bisa dirawat di tempat khusus. Sehingga tidak tercipta klaster keluarga yang saat ini sedang tinggi-tingginya di kawasan Bodebek.

“Untuk klaster keluarga kita sepakati memindahkan OTG-OTG itu yang rumahnya tidak memadai untuk segera dirawat di negara ataupun gedung yang di sewa seperti hotel dan lainnya. Ini saya perintahkan juga segera dilakukan,” kata Ridwan Kamil di Depok, Selasa (6/10/2020).

Saat ini yang sudah siap menjadi tempat karantina bagi OTG di Depok adalah Wisma Makara Universitas Indonesia (UI). Di sana setidaknya tersedia sekitar 120 tempat tidur. Namun hingga saat ini segala kesiapan masih dipenuhi lebih lanjut.

Baca Juga:  Lepas Jabar Explore, Ridwan Kamil: Mereka Tetap Menerapkan 3M

“Yang penjemputan OTG kita ada satu titik yang menunggu keputusan BNPB yaitu di makara UI. Tadi Kepala Damkar sudah lakukan dan Pak Gubernur mau membantu koordinasi dengan BNPB pusat. Jika hal itu bisa dilakukan, minggu ini pun bisa penjemputan dilakukan. Target pekan depan,” kata Pjs Wali Kota Depok, Dedi Supandi.

Kapasitas 120 tempat tidur itu kata Dedi akan digunakan untuk skala prioritas. Karena disadari tidak akan mampu menampung semua pasien OTG yang ada.

Baca Juga:  Jelang Pemilu 2024, Ridwan Kamil Ajak Ulama dan Tokoh Masyarakat Jaga Situasi Kondusif

“Kita klasterisasi ada aspek lingkungan rumahnya tidak memenuhi syarat kita dahulukan itu,” ucapnya.

Pihaknya juga sedang membidik lokasi lain yang kemungkinan dapat digunakan untuk isolasi pasien OTG. Mulai dari ruang publik, ruang milik negara ada hotel.

“Yang ruang publik itu ada di Cilodong itu, miliki negara yang milik Kemendikbud semua masih proses koordinasi ketiga Makara, hotel atau wisma. Ini semuanya kita sedang lakukan. Kapasitas semua akan menjadi bahan meningkatkan ruang isolasi mandiri,” katanya.

Baca Juga:  KPK Perpanjang Masa Penahanan Iwa Selama 40 Hari

Dedi juga akan menyambangi tujuh kelurahan yang tercatat memiliki kasus tertinggi. Yaitu Kelurahan Sukatani (160) di Tapos, Abadijaya (166) dan Mekarjaya (170) di Sukmajaya, Mekarsari (179) dan Tugu (181) di Cimanggis, Sukamaju (176) di Cilodong, Tanah Baru (157) di Beji.

“Selain itu, di Minggu ini tujuh kelurahan yang memang kasusnya tertinggi, itu rencananya diserbu oleh seluruh divisi gugus tugas mulai dari pencegahan sampai penanganan. Tujuh kelurahan yang tertinggi. Termasuk juga sterilisasi penanganan dan pencegahan,” pungkas Dedi. (Red)