Keluarga Pasien Keluhkan Sapras di Tempat Isolasi Maracang Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Meningkatnya jumlah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 di wilayah Kabupaten Purwakarta, berimbas pada meningkatnya kebutuhan ruang isolasi bagi warga yang berstatus OTG atau konfirmasi tanpa gejala.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Purwakarta, dr. Deni Darmawan belum lama ini mengatakan, Wisma Isolasi Mahkota, Maracang yang dimiliki Pemda Purwakarta hanya berkapasitas 16 bed.

Sementara itu, dari informasi yang diterima Jabarnews.com, pasien OTG Covid-19 yang menjalani isolasi di Wisma Isolasi Mahkota, Maracang, Kabupaten Purwakarta mengeluhkan minimnya sarana dan prasarana (Sapras).

Sejumlah pasien mengeluhan beberapa hal, seperti ruangan panas terasa panas karena tidak menggunakan ac yang menyebabkan pasien susah beristirahat karena kepanasan. Lalu yang mengeluhkan sedikitnya toilet, air galon yang digunakan untuk minum harus isi sendiri. Hingga keluhan seputar makanan yang mereka konsumsi.

Pasien juga mengeluhkan soal pemberian vitamin yang hanya diberikan satu kali seharinya. Bahkan usai menjalani isolasi dan diperbolehkan pulang, pasien tidak menerima hasil tes swab lanjutan yang menyatakan mereka sembuh dari Covid-19.

Baca Juga:  Netizen Tiba-tiba Serbu Instagram Dedi Mulyadi, Ada Apa ?

Salah satu tokoh masyarakat sekaligus pengamat sosial di Kabupaten Purwakarta, Andhi PK, mengatakan, adanya keluhan pasien OTG Covid-19 menyayangkan hal tersebut.

“Ini harus disikapi pihak Dinkes Purwakarta, karena para pasien OTG Covid-19 itu harus mendapatkan pelayanan sebaik mungkin agar mereka sembuh, jangan sampai anggaran besar yang dikeluarkan pemerintah menjadi sia-sia,” kata pria yang akrab disapa Abah Aray tersebut.

Abah Aray menyakini, keluhan yang para pasien Covid-19 itu benar adanya. Sebab dirinya juga sempat mendengar keluhan serupa dari beberapa keluarga rekannya yang pernah menjalani isolasi.

Para pasien OTG Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mungkin tidak berani menyampaikan keluhannya langsung kepada petugas karena takut. Sehingga mereka hanya bisa cerita kepada keluarga dan menceritakannya di media sosial.

Baca Juga:  Monitoring Sampah Ilegal, Pemkab Bekasi Lakukan Ini

“Anggaran yang diberikan pemerintah untuk penanganan pasien OTG Covid-19 cukup besar, jika ada keluhan seperti ini, diduga penggunaan anggaran tidak sesuai peruntukannya,” tegas Abah Aray.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta, Deni Darmawan, melalui Kabid Sumber Daya Kesehatan (SDK), M. Zubaedi mengaku terkejut adanya informasi tersebut. Sebab, sejauh ini pihaknya sudah cukup maksimal memberikan pelayanan kesehatan kepada para pasien OTG Covid-19 yang menjalani isolasi di Wisma Isolasi Mahkota.

“Sampai saat ini kita tidak pernah menerima keluhan dari pasien OTG yang menjalani isolasi, kalau pun ada pasti sudah disampaikan kepada petugas yang ada di lokasi,” kata Zubaedi saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (6/10/2020).

Zubaedi menuturkan, para pasien OTG Covid-19 yang menjalani isolasi mendapat makan sehari tiga kali dari pihak ketiga yang sudah bekerjasama dengan pihak Dinkes Purwakarta. Untuk air minum selalu disiapkan oleh petugas kesehatan yang bertugas. Bahkan pihak Dinkes Purwakarta juga menyiapkan petugas laundry untuk mencuci pakaian para pasien selama menjalani isolasi.

Baca Juga:  KPAI Sarankan Siswa di Daerah Terpapar Kabut Asap Belajar Via Online

“Selain makan tiga kali sehari, pihaknya memberikan sejumlah vitamin kepada pasien selama menjalani isolasi. Di lokasi isolasi juga disedikan wifi internet dan setiap ruangan ada kipas angin,” ujarnya.

Terkait, jumlah toilet yang katanya juga dikeluhkan, Zubaedi mengatakan, jumlah toilet di lokasi dinilai cukup. Ada dua toilet di lantai bawah dan satu toilet di lantai atas. Tiga toilet tersebut dinilai cukup karena jumlah tempat tidur (bed) di Wisma Isolasi Mahkota sebanyak 16 bed.

“Di Wisma Isolasi Mahkota petugas kesehatan standby secara berganti, baik itu dokter maupun perawat,” katanya. (Zal)