Kerap Timbulkan Banjir, Warga Swadaya Normalisasi Kali Sekunder Gamprit Bekasi

JABARNEWS | BEKASI – Warga melakukan normalisasi kali sekunder Gamprit yang sudah puluhan tahun belum ada penanganan, hingga kerap menjadi penyebab banjir di kampung Gandu perbatasan Desa Sukamulya dan Sukadarma Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi

Normalisasi kali dengan biaya swadaya masyarakat dan bantuan alat berat dari Dinas PUPR Kabupaten Bekasi itu, dilakukan sepanjang kali yang melewati melewati Kampung Gandu perbatasan antara Desa Sukadarma dan Sukamulya, Kabupaten Bekasi.

“Ini keprihatinan kita semua sebagai warga yang tiap hari jalanan kampung gandu ini becek dan licin bahkan banyak masyarakat sampai jatuh akibat licinya jalanan hingga berlumut,” Zana Suryana, Kepala Dusun III Desa Sukadarma.

Ia mengaku, prihati, akibat dangkalnya kali tersebut hingga kerap mengakibatkan meluapnya air setiap hari ke jalan raya dan membuat jalan kampung gandu licin dan becek setiap hari.

Baca Juga:  Inilah Empat Game PC Yang Menggunakan Fitur Senjata Canggih

Akhirnya, kata dia, masyarakat yang diprakarsai H Hambali dan keluarga besar bersama tokoh masyarakat dan aparat Desa Sukdarma dan Sukamulya, serta di bantu oleh Satgas Citarum Harum Sektor 7 Koramil 10 Sukatani, memutuskan untuk melakukan kegiatan normalisasi kali tersebut dengan biaya swadaya dan alat beratnya meminta bantuan dari Dinas PUPR Kabupaten Bekasi.

“Ini murni swadaya masyarakat dari Kampung Gandu Desa Sukadarma dan Sukamulya, yang kita perkirakan pekerjaannya selesai dalam 30 hari kedepan dengan sepanjang 1 kilometer,” ucapnya.

Camat Sukatani, Imam Faturocham memberikan apresiasi kepada masyarakat kampung gandu dan Satgas Citarum Harum yang berinisiatif secara swadaya untuk melakukan normalisasi kali sekunder tersebut.

Baca Juga:  Soal Pembangunan IKN, Presiden Jokowi Sebut Indonesia Ingin Punya Gedung Istana Bukan Peninggalan Kolonial

Ia menegaskan harus ada penataan lanjutan dan berkesinambungan sehingga kedepanya tidak terjadi lagi pedangkalan membuat air meluap ke jalan.

“Harus ada agen perubahan warga disini agar menjadi inisiator yang bersinergis dengan kami di pemerintahan kecamatan maupun desa dalam menata dan mengelola serta menjaga aliran kali sekunder yang di kampung ini,”ucapnya.

Banyak contoh dari daerah lain yamg patut ditiru misalnya ada pemenggalan arus air dengan rem kawat pungsinya buat mencegah sampah yg dibuang masyarakat bisa tersaring dan dapat dikumpulkan, kedua dengan menanam bibit ikan untuk menjaga eksistem alam dan pelestariannya, selain itu ada nilai ekonomi yang didapat dari budiya ikan..

Baca Juga:  Dewan Pers Sampaikan Usulan dan DIM Rancangan KUHP ke DPR

Selain itu memberikan edusi kepada masyarakat terkait kesadaran lingkungan agar tidak membuang sampah sembarangan sekaligus menjaga aliran kali tersebut sebagai obyek untuk usaha ternak ikan dan menata dan menanam bebagai pohon di pingiran kali tersebut sehingga bisa memberikan pemandangan yg indah dan tidak terkesan kumuh dan bau.

Kalau semua bisa dikondisikan seperti itu, saya yakin semua pihak akan ada kesadaran untuk sama sama menjaga lingkunganya.

Yang terakhir adalah membangun komunikasi lintas intansi baik dengan PJT II maupun intansi lainya agar masyarakat tidak mudah mendirikan bangunan baik tempat tinggal maupun usaha di sepanjang kali sekunder ini sehingga tidak ada penyumbatan terhadap aliran sungai yang semakin menyusut sempit seperti ini. (Red)