Jawa Barat Diganti Sunda, Pengamat Budaya: Terlalu Kecil Jadi Wilayah Teritoria

JABARNEWS | BANDUNG – Beberapa waktu lalu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan bahwa secara fundamental dalam pemilihan nama Jawa Barat sebagai nama provinsi bukan dikarenakan daerah ini berada di Pulau Jawa bagian paling barat.

Tetapi, karena secara letak geografi yang ada di paling barat adalah Provinsi Banten. Sehingga, dalam pergantian nama menjadi Tatar Sunda dan tentunya kebijakan itu harus dipahami dan disepakati.

Baca Juga:  Sekjen DPD RI Donny Moenek Dikukuhkan Sebagai Penasehat PP Pordasi

Menanggapi hal tersebut, pengamat budaya, Rahmat Jabaril menyatakan bahwa dirinya sangat tidak setuju. Pasalnya, jika nama Jabar berganti jadi Tatar Sunda itu terlalu kecil untuk menjadi wilayah teritorial.

“Wah, saya tidak setuju, karena dalam pikiran saya Sunda terlalu kecil jika di ciutkan pada wilayah teritorial,” kata Rahmat saat dihubungi jabarnews.com, Jumat (16/10/2020).

Baca Juga:  Presiden Joko Widodo Telepon Raja Salman, Ini yang Dibicarakan

Sebelumnya, wacana pergantian nama Jabar menjadi salah satu poin akan dibahas dalam Kongres Sunda. Melihat hal itu, Rahmat mengungkapkan bahwa seharusnya Kongres Sunda membahas soal strategi kebudayaan Sunda sebagai alat pemajuan sosial-budaya.

“Jika kongres Sunda saya setuju, tapi jika menjadikan kongres untuk membahas soal keterbatasan teritorial atau kewilayahan, saya tidak setuju,” ungkapnya.

“Kembali saya tidak setuju, tidak perduli tokoh jika gagasannya tidak subtansional,” tambahnya.

Baca Juga:  Ini Info untuk Para Santri Di Ciamis dan Tasikmalaya

Saat ini, ucap Rahmat, yang harus menjadi fokus Pemerintah dan Kongres Sunda adalah strategi ajaran Sunda yang mendunia. Menurutnya, ajaran Sunda lebih tinggi daripada wilayah teritorial.

“Sunda bagi saya adalah ajaran kebaikan, posisinya lebih tinggi dari sekedar pemerintahan teritorial. Biarkan Sunda sebagai ajaran yang mendunia,” tutupnya. (Rnu)